Transaksi pasar saham Sulteng turun akibat COVID-19

id Bei sulteng, transaksi saham, corona

Transaksi pasar saham Sulteng turun akibat COVID-19

Suasana "Public Expose Live 2019" oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) di jakarta melalui siaran langsung menggunakan aplikasi webinar yang dapat disaksikan di kantor perwakilan BEI Sulawesi Tengh, di Palu. ANTARA/Moh Ridwan.

Palu (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) perwakilan Sulawesi Tengah mengatakan transaksi pasar saham di daerah itu menurun sebagai dampak wabah virus corona atau COVID-19.

"Memang mengalami penurunan jika dilihat dari transaksi. Penurunan ini mencapai Rp8 miliar," ungkap Kepala perwakilan BEI Sulteng Dendi Faisal Amin, di Palu, Selasa malam.

Menurutnya, penurunan nilai transaksi saham tersebut tidak terlalu signifikan terhadap rata-rata transaksi bulanan.

Terpantau pada Januari 2020, transaksi pasar saham terjadi di Sulteng sebesar Rp120 miliar, sedangkan di bulan Februari tinggal sekitar Rp112 miliar. Sekitar 33 persen investor saham di daerah itu adalah kalangan milenial usia 18-25 tahun.

Dikemukakannya, saat ini Kabupaten Tolitoli masih menjadi daerah dengan nilai transaksi tertinggi di bursa efek Sulteng, dengan capaian rata-rata dua bulan terakhir sekitar Rp77 miliar, dibandingkan Desember 2019 hanya mencapai Rp39 miliar.

Dia mengatakan sebenarnya pihaknya tahun ini menargetkan ada pertumbuhan sekitar 1.500 investor, namun dengan adanya wabah COVID-19 diperkirakan mengganggu pencapaian target tersebut.

"Kebijakan pemerintah membatasi kunjungan ke kantor perwakilan BEI Sulawesi Tengah cukup berdampak terhadap pertumbuhan peluang investor, termasuk pembatasan di lingkungan kampus, sebab kami bermitra dengan sejumlah perguruan tinggi di Palu dengan membuka galeri investasi kampus," ujarnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan biasanya rata-rata per bulan ada penambahan 100 hingga 120 investor baru, namun saat ini justru tidak mampu menyentuh angka ratusan.

Jika di lihat pada bulan Januari, penambahan hanya sekitar 58 investor dan bulan Februari semakin seret di angka 38 investor, padahal pihaknya ingin melampaui capaian realisasi tahun 2019 sebanyak 3.101 investor.

"Kami harap dengan kehadiran perusahaan sekuritas baru yang bergerak di bidang transaksi jual beli efek di daerah ini dapat membantu meningkatkan jumlah investasi sesuai peluang yang kami targetkan tahun ini," demikian Dendi.