Setiap desa di Sigi wajib sediakan tiga hektare lahan pertanian

id beras

Setiap desa di Sigi  wajib sediakan tiga hektare lahan pertanian

Buruh tani menggunakan mesin panen saat memanen padi di Desa Kaleke, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (16/5/2020). Selain mewajibkan penyediaan dua ton beras tiap desa, Pemkab Sigi juga mewajibkan setiap desa untuk menyediakan minimal tiga hektare lahan sawah sebagai upaya menjaga ketahanan pangan di desa. ANTARAFOTO/Basri Marzuki/wsj. (Antara/Anas Masa)

Sigi,Sulteng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sigi,  Sulawesi Tengah, mewajibkan setiap desa menyiapkan tiga hektare lahan pertanian untuk meningkatkan dan menjaga ketahanan pangan.

"Selain menyediakan lahan, desa juga harus menyiapkan beras dua ton untuk ketahanan pangan desa," kata Bupati Sigi, Mohammad Irwan Lapata, Selasa.

Program tersebut semata-mata untuk mengamankan ketersediaan pangan di daerah itu.

Menurut dia, jika program dimaksud dapat dilakukan setiap desa di Kabupaten Sigi, stok pangan secara keseluruhan dijamin aman dan mencukupi kebutuhan masyarakat.

Dalam upaya meningkatkan dan menjaga ketahanan pangan di Kabupaten Sigi, pemerintah pusat dan daerah memberikan bantuan benih dan  alat-alat mesin pertanian (alsintan)  kepada kelompok tani yang ada di masing-masing kecamatan dan desa di Kabupaten Sigi.

Pemerintah terus mendorong petani untuk meningkatkan produksi dan produktivitas  pangan dan hortikultura di daerah itu dengan menggunakan benih unggul dan sarana produksi (saprodi) pertanian yang memadai.

Setiap tahun, petani di Sigi mendapatkan bantuan benih,pupuk, obat-obatan dan alsintan dari pemerintah sebagai bentuk keberpihakan pemerintah kepada masyarakat, khususnya petani.

Kabupaten Sigi selama ini merupakan salah satu daerah penghasil beras di Sulteng. Tetapi pada akhir 2018 lalu, bencana alam gempa bumi berkekuatan 7,4 SR mengguncang sejumlah wilayah di Sulteng, termasuk Kabupaten Sigi yang mengakibatkan sekitar 7.000 hektare areal pertanian di beberapa wilayah di Sigi hancur dan tidak bisa diolah kembali, sebab irigasi rusak total.

Hingga kini, kata Bupati Irwan, irigasi Gumbasa yang selama ini menyuplai kebutuhan irigasi persawahan di Kecamatan Gumbasa, Dolo, Sigibiromaru dan Tanambulava belum berfungsi.

Pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR sejak dua tahun terakhir ini  membangun kembali irigasi Gumbasa yang rusak akibat gempa bumi tersebut dan sampai sekarang ini baru sekitar 1.000 hektare lahan pertanian yang telah diairi.