Anggota DPR RI minta percepat produksi alat kesehatan dalam negeri

id alat kesehatan,legislator

Anggota DPR RI minta percepat produksi alat kesehatan dalam negeri

Anggota Komisi VII DPR Dyah Roro Esti (kanan). ANTARA/Dokumentasi pribadi

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VII DPR Dyah Roro Esti meminta pemerintah mempercepat produksi alat kesehatan (alkes) dan alat pendeteksi COVID-19 dalam negeri secara massal untuk mengatasi pandemi.

Menurut dia, dalam rilis di Jakarta, Selasa, Komisi VII DPR telah menginisiasi rapat gabungan bersama Komisi VI dan Komisi IX DPR untuk mendesak Menristek/Kepala BRIN, Menteri Kesehatan, Menteri Perindustrian, dan Menteri BUMN, meningkatkan koordinasi dalam mempercepat produksi alat kesehatan dalam negeri.

Selain itu, Komisi VI, Komisi VII, dan Komisi IX DPR juga mendesak Menristek/Kepala BRIN, Menteri Kesehatan, Menteri Perindustrian, dan Menteri BUMN, Kepala BPPT, Kepala LIPI, Kepala LAPAN dan Direktur LBM Ejjkman mempercepat realisasi produksi massal alat pendeteksi COVID-19 yaitu PCR test kit, test kit berbasis RT lamp turbidimetri dan kolorimetri, serta non-PCR Rapid Diagnostic Kit (RDT), ventilator, mobile BSL-2 laboratory, powered air purifying respirator, dan alat pelindung diri (APD) untuk mempercepat implementasi penanganan wabah COVID-19 sesuai Inpres Nomor 4 Tahun 2020.

Pada Juni 2020, menurut Roro, direncanakan 40.000 RDT kit didistribusikan. Pada Juli-Agustus 2020 ditargetkan 100.000-500.000 perangkat RDT diproduksikan PT Hepatika Mataram, BPPT, dan industri lain.

Ia juga meminta pemerintah segera mendistribusikan alat rapid test yang sudah teruji dan berizin edar ke wilayah yang kasus COVID-19-nya masih tinggi, seperti Jawa Timur.

Menurut dia, memperbanyak tes saat ini sangatlah penting karena dalam memasuki normal baru yang perlu dihindari adalah penyebaran massal. Dengan tes yang lebih banyak dan cepat, lanjutnya, maka penularan COVID-19 semakin bisa ditekan.

"Penyebaran Virus Corona ini sangat mungkin dilakukan oleh mereka yang tergolong carrier, namun tidak menunjukkan gejala apa-apa, maka salah satu langkah konkrit adalah untuk melakukan lebih banyak testing agar dapat mendeteksi dengan baik," kata Roro Esti.

Adapun mengenai vaksin, ia berpendapat Indonesia perlu meningkatkan riset dan bekerja sama dengan negara sahabat dalam memproduksi vaksin.

Saat ini uji klinis vaksin COVID-19 yang pertama dilakukan atas kerja sama BUMN Bio Farma dengan perusahaan biofarmasi dari China, Sinovac. Sementara uji klinis vaksin yang kedua akan dilaksanakan PT Kalbe Farma Tbk bersama perusahaan asal Korea Selatan. Keduanya berlangsung pada Juni 2020.

Selain PCR test kit dan vaksin, Roro Esti menyatakan ventilator merupakan salah satu alat yang sangat penting tersedia di Indonesia. Ia pun mengapresiasi produksi ventilator di dalam negeri.

BPPT  dalam memproduksi ventilator telah mengadopsi desain open source yang dikembangkan di Eropa dengan modifikasi sesuai material dan komponen yang ada di pasar lokal. Ventilator ini sudah melalui uji coba dan telah berizin edar untuk dapat digunakan di sejumlah rumah sakit di Indonesia.

Sekretaris Kaukus Ekonomi Hijau DPR RI ini juga berharap ventilator ini segera didistribusikan ke wilayah-wilayah yang tergolong masih memiliki kasus yang tinggi.