Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak RSCM dr. Mesty Ariotedjo mengatakan, untuk menjaga sistem kekebalan tubuh anak agar tak terkena penyakit termasuk COVID-19, tidak harus mengonsumsi multivitamin dosis tinggi.
Anak bisa mendapatkan vitamin C dari buah-buahan seperti jambu air yang memiliki kandungan vitamin C paling tinggi dibandingkan buah lainnya.
"Atau tomat, jeruk. Dua buah jeruk sudah cukup memenuhi kebutuhan harian (vitamin C)," tutur dia dalam sebuah diskusi virtual, Kamis.
Asupan lainnya yang bisa membantu menjaga dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh yakni zinc. Nutrisi ini bisa didapatkan dari susu, daging, salmon, keju. Anak juga perlu asupan zat besi misalnya dari daging merah, telur dan susu.
Hal lain yang tak kalah penting, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) salah satunya mencuci tangan demi menekan risiko mereka terkena COVID-19 seminimal mungkin.
"Kembali semua ke PHBS. Penelitiannya, jika kita mencuci tangan kemungkinan virus atau bakteri 60 persen hilang. Sekitar 80-90 persen penularan penyakit bersumber dari tangan, jadi PHBS sangat penting," kata dia
Orangtua di masa pandemi ini yang sebagian besar bekerja dari rumah, bisa mengajarkan sembari mencontohkan anak mencuci tangan sebelum beraktivitas. Caranya harus tepat yakni menggunakan air mengalir selama 20 detik hingga langkah mencuci tangan yang dianjurkan para pakar kesehatan.
Di sisi lain, jangan lupa mengajak anak melakukan aktivitas fisik yang ringan hingga sedang secara rutin, misalnya jogging atau sebatas bermain seperti petak umpet dan naik turun tangga.
"Yang diharapkan ringan sedang, anak tidak sampai ngos-ngosan atau sesak napas. Aktivitas berat tidak disarankan karena mempengaruhi kekebalan tubuh mereka kalau mereka kecapekan," tutur Mesty.
Selain itu, perhatikan kebutuhan waktu tidur anak. Anak usia sekolah membutuhkan kurang lebih 10 jam per hari demi meningkatkan pembentukan sel-sel imunitas tubuhnya.
Mesty mengajak semua orang tetap waspada pada kasus COVID-19 yang belum menunjukkan penurunan angka. Bahkan penambahkan jumlah kasusnya sempat mencapai rekor terbanyak belum lama ini, yaitu 4.465 kasus.
Untuk kasus anak sendiri, sampai saat ini sekitar 18.000 atau 7,3 persen dari keseluruhan kasus. Untuk anak di bawah lima tahun 1,3 persen tetapi untuk mortalitas anak sekolah sekitar 0,5 persen.
Baca juga: Kemenkes kolaborasi untuk tanamkan PHBS pada anak sekolah dan santri
Berita Terkait
KKP siapkan sistem pemantauan elektronik pemanfaatan BBL oleh nelayan
Selasa, 23 April 2024 12:02 Wib
Pemimpin parlemen minta Inggris tiru sistem pertahanan udara Israel
Senin, 22 April 2024 11:59 Wib
Indonesia kembangkan sistem peringatan tanah longsor nasional
Senin, 1 April 2024 8:53 Wib
Kemenko Polhukam godok rencana bangun sistem pertahanan semesta di IKN
Jumat, 29 Maret 2024 5:03 Wib
Optimalisasi sistem Keimigrasian, Tim Sistik kunjungi Imigrasi Banggai
Minggu, 24 Maret 2024 16:46 Wib
KLHK integrasikan geolokasi dengan sistem informasi hasil hutan
Rabu, 20 Maret 2024 10:23 Wib
Pemprov tingkatkan pengawasan sistem pemungutan pajak dari sektor PAP
Jumat, 23 Februari 2024 20:22 Wib
Jaga suara rakyat dengan penguatan sistem digital
Selasa, 13 Februari 2024 15:03 Wib