TPID Sulteng: Harga Kebutuhan Pokok Stabil

id tpid

Harga-harga, termasuk kebutuhan pokok dan bahan bangunan di pasaran terbilang stabil
Palu,  (antarasulteng.com) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Tengah dalam hasil evaluasi dan pemantaun yang dilakukan menilai harga berbagai bahan kebutuhan masyarakat hingga kini masih relatif stabil.

"Harga-harga, termasuk kebutuhan pokok dan bahan bangunan di pasaran terbilang stabil," kata Sekretaris TPID Sulteng, Elim Somba di Palu, Jumat.

Ia mengatakan berdasarkan hasil monitoring ke sejumlah pasar tradisional, modern dan toko/swalayan, pada umumnya harga mulai kembali normal setelah pemerintah kembali menurunkan harga BBM beberapa waktu lalu.

Misalkan harga bahan bangunan semen turun cukup mencolok dari Rp62 ribu/sak, kini menjadi Rp58.500/sak untuk merek Tiga Roda dan Tonasa.

Sementara harga semen Bosowa dari Rp60.000/sak turun menjadi Rp57.500/sak.

Khusus harga beras yang mengalami kenaikan pasca kenaikan harga BBM subsidi hingga kini masih bertahan pada kisaran Rp10 ribu/kg untuk beras kualitas terbaik dan beras medium berkisar Rp8.000/kg.

Sementara harga telur, katanya memang mengalami kenaikan dari Rp1.300/butir, kini menjadi Rp1.600/butir dikarenakan stok menipis, sedangkan permintaan masyarakat meningkat.

Khusus telur ayam, selama ini para pedagang di Palu mendatangkan dari luar daerah yakni Sulsel karena produksi lokal belum bisa memenuhi kebutuhan pasar.

Pasokan telur ayam ras dari Sulsel dalam beberapa pekan ini tidak lancar sehingga memicu kenaikan harga telur di tingkat pengecer.

Kebutuhan lainnya yang mengalami penurunan adalah cabai dari Rp120 ribu/kg, kini sudah kembali normal Rp25 ribu/kg.

Harga cabai sempat melambung pada November-Desember 2014 menyusul produksi petani menurun drastis akibat dampak dari kemarau panjang selama tiga bulan melanda seluruh wilayah Sulteng.

Namun sekarang ini, kata Elim, harga komoditas itu sudah kembali normal lagi dan stok cabai di pasaran cukup banyak.

Pemerintah provinsi, kabupaten dan kota di Sulteng terus berupaya mengendalikan harga barang dan juga kebutuhan-kebutuhan strategis di pasaran yang hingga kini masih tingg.

"Kami berharap dengan turunnya harga BBM, tentu juga biaya transportasi turun," katanya.

Jika biaya produksi dan transportasi turun, otomatis harga barang dan kebutuhan pokok masyarakat juga ikut turun. (skd)