Pemprov Kalbar tingkatkan peran TPID kendalikan inflasi jelang ramadhan

id upaya pencegahan inflasi kalbar,kalbar,inflasi kalbar,tpid

Pemprov Kalbar tingkatkan peran TPID kendalikan inflasi jelang ramadhan

Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat dr. Harisson, menghadiri acara High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Percepatan Serta Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Provinsi Kalimantan Barat bertempat di Aula Keriang Bandong Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalbar (ANTARA/Rendra Oxtora)

Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat meningkatkan koordinasi dan peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Percepatan Serta Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) untuk pencegahan inflasi dan kestabilan harga menjelang bulan suci ramadhan tahun ini.

"Bersama TPID dan TP2DD, kami berupaya mewujudkan strategi kestabilan harga, kelancaran distribusi, ketersediaan pasokan dan komunikasi efektif menghadapi hari besar terutama bulan suci ramadhan," kata Harisson di Pontianak, Jumat.

Harisson mengatakan, pihaknya juga melibatkan kepala kantor/kepala perwakilan sektor sektor strategis yang kebijakan dan implementasinya bisa berpotensi langsung menjadi penahan maupun pendorong angka inflasi Kalimantan Barat, sehingga TPID Kabupaten/Kota diminta untuk bersinergi langsung dengan yang membidangi sektor-sektor tersebut.  

"Inflasi Kalbar untuk bulan Januari 2024 sebesar 2,75 persen dibentuk oleh angka inflasi lima kota/kabupaten sampel IHK yakni Kota Pontianak, Kota Singkawang, Kabupaten Sintang, Ketapang serta Kayong Utara," ujarnya. 

Dia mengatakan, walaupun angka Inflasi tersebut masih berada di atas angka sasaran, namun TPID Provinsi Kalbar memberikan apresiasi kepada TPID kabupaten/kota serta pimpinan lembaga/ kantor/ kantor perwakilan dan semua komponen sektor yang telah turut berupaya dalam pencegahan inflasi tersebut.

Hasil evaluasi kuadran Inflasi pangan periode 2020-2022 dibandingkan dengan tahun 2023 menunjukkan bahwa komoditi dalam kuadran I (andil tinggi dan frekuensi tinggi) berkurang dari sembilan komoditi yaitu daging babi, mobil, bahan bakar rumah tangga, ikan kembung, angkutan udara, sawi hijau, bawang merah, cabai rawit, minyak goreng, telur ayam ras dan daging ayam ras menjadi tiga komoditi yaitu daging ayam ras, angkutan udara dan beras.

Sementara itu, Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalbar Nur Asyurah Anggini Sari menjelaskan, jika melihat penelusuran harga komoditas Inflasi Kalbar berdasarkan pusat informasi harga pangan strategis yang dilakukan oleh Bank Indonesia sampai 20 Februari 2024, pihaknya melihat beberapa harga terutama beras dan gula pasir cenderung meningkat dan membentuk rata-rata harga baru. 

"Kami melihat harga beras pada Februari terakhir mencapai rata -rata di Rp15.700 dan gula pasir di angka Rp17.400," kata Nur Asyura.

Dia menambahkan, berdasarkan penelusuran yang dilakukan pihaknya, IHPS sampai 20 Februari 2024 yang stabil dengan membentuk rata-rata harga baru adalah daging sapi dan bawang putih, adapun harga yang stabil dan kembali kepada harga rata-rata menjelang BKN adalah bawang merah, daging ayam ras dan minyak goreng.

Selain itu, faktor lainnya adalah kenaikan cukai rokok sebesar 10 persen pada 2024, gangguan pasokan dari luar Kalbar, kebijakan ekspor pangan dari negara lain seperti India, dan penyelenggaraan HPKN dengan periode tersentralisasi, contoh saat ini Cap Go Meh dan ramadhan waktunya sangat dekat.