London (antarasulteng.com)
- Pemerintah Indonesia dan Katholieke Universiteit Leuven (KUL)
mengalang kerja sama dengan penandatanganan nota kesepahaman mengenai
program S2 Kajian Islam yang disusun oleh akademisi Indonesia.
Penandatangani kerjasama tersebut dilakukan Pemerintah Indonesia dan Katholieke Universiteit Leuven (KUL) yang diwakili Direktur Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama RI Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, MA dan
Rektor KUL Prof. Rik Torfs di kota Leuven, Belgia, demikian menurut
Counsellor KBRI Brusel Riaz J.P. Saehu kepada Antara London, Jumat.
Universitas KUL adalah universitas yang meraih peringkat ke-13 dari 100 universitas terbaik di Eropa versi The Times Higher Education World University Rankings 2014 - 2015.
Universitas di kota Leuven, Belgia itu dikenal dengan penyusunan program dengan konsep dan karakter yang khas.
Selama dua pekan pada bulan April 2014 lalu, Direktur Paskasarjana
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta Prof
Azyumardi Azra memberikan kajian dan saran bagi penyempurnaan konsep
penyelenggaraan Program S2 Kajian Islam di Fakultas Teologi dan Kajian
Agama di KUL.
Selain mengkaji sumber belajar dan jaringan kerjasama, Azyumardi juga mengkaji dukungan tenaga pengajar ke universitas tersebut.
Kuasa Usaha ad Interim (KUAI) KBRI Brussel Ignacio Kristanyo Hardojo
mengatakan kerjasama itu tidak lepas dari upaya bersama KBRI Brussel dan
Kementerian Agama RI sejak 2012.
"Tujuannya agar Indonesia terlibat aktif dalam mengembangkan pengertian
yang lebih baik dan lebih akurat tentang moderasi Islam dan masyarakat
Muslim kepada masyarakat Belgia khususnya, masyarakat Eropa," ujarnya.
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Islam Prof. Dr. Phil Kamaruddin Amin
mengatakan dengan adanya Program S2 Kajian Islam di KUL, akademisi
Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri di Indonesia dapat menjadi tenaga
pengajar di universitas tersebut dan secara tidak langsung mengangkat
posisi Indonesia sebagai negara demokrasi dengan masyarakat Muslim
terbesar di dunia.
Kerja sama itu juga diharapkan dapat menjawab tantangan sosial yang
dihadapi masyarakat Muslim di beberapa negara anggota Uni Eropa yang
saat ini mengalami peningkatan diskriminasi dan rasisme serta
meningkatkan rasa saling menghargai antara komunitas beragama melalui
dialog antar agama yang lebih implementatif di tingkat akar rumput.
Rektor KUL Prof. Rik Torfs dan Dekan Fakultas Teologi dan Kajian Agama
Prof. Mathijs Lamberigts mengharapkan Indonesia dapat membantu Eropa
dalam proses kontekstualisasi dan indigenisasi Islam di Eropa, sehingga
Islam tidak lagi merupakan sesuatu hal yang "diimpor" dari tempat lain
dan asing bagi masyarakat Eropa.
Sementara itu KUAI KBRI Brussel Ignacio Kristanyo Hardojo mengatakan
Indonesia mengharapkan program S2 Kajian Islam yang didukung akademisi
Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Indonesia dapat membuka wawasan
intelektual, pemahaman dan praktek keislaman yang moderat dan toleran di
kalangan generasi muda di Eropa.
Ignacio menyebut secara tidak langsung Indonesia terlibat dalam upaya
deradikalisasi dan senantiasa mendorong pemberdayaan kaum moderat dalam
jangka panjang, sebagaimana yang diupayakan Pemerintah Indonesia selama
ini. (skd)
Berita Terkait
LP2M UIN Datokarama kuatkan kapasitas kepada peserta KKN Tematik
Senin, 22 April 2024 14:02 Wib
Ribuan umat Islam hadiri Haul Pendiri Alkhairaat "Guru Tua" di Kota Palu
Minggu, 21 April 2024 14:48 Wib
Tiga ormas Islam beri pernyataan sikap dukung MK beri putusan adil
Jumat, 19 April 2024 14:10 Wib
Festival-Raudhah tegaskan perjuangan Guru Tua majukan pendidikan Islam
Kamis, 18 April 2024 22:34 Wib
Festival Raudhah Alkhairaat di Palu
Kamis, 18 April 2024 17:33 Wib
Tradis Lebaran Mandura di Palu
Kamis, 18 April 2024 17:14 Wib
Ronaldo beri ucapan selamat Idul Fitri untuk umat Islam di dunia
Kamis, 11 April 2024 7:10 Wib
Idul Fitri jadi perekat persaudaraan sesama manusia
Rabu, 10 April 2024 12:30 Wib