PT Pertamina (Persero) mengalokasikan kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar sesuai usulan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2021 sebanyak 127.920 kiloliter.
"Penyaluran kuota solar bersubsidi ini berdasarkan usulan pemerintah daerah setempat ke Kementerian ESDM melalui Badan Pengatur Hilir Migas," kata Senior Supervisor Communication & Relation Pertamina MOR VII Sulawesi Taufik Kurniawan yang dihubungi dari Palu, Jumat.
Dia menjelaskan alokasi kuota solar bersubsidi di Sulteng itu masih sama seperti kuota tahun 2020, hanya saja kuota untuk kabupaten/kota terjadi perubahan jumlah, ada bertambah dan berkurang, yang disesuaikan dengan penetapan hasil usulan masing-masing pemerintah daerah di provinsi tersebut.
"Oleh karena itu, Pertamina sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bergerak di bidang Migas berkewajiban menyalurkan sesuai alokasi kuota ditetapkan. Dan sasaran peruntukan produk bersubsidi ini hanya diberikan kepada masyarakat kurang mampu termasuk petani, nelayan kecil dan pelaku usaha industri rumahan dan UMKM," ujar Taufik.
Data dirilis Pertamina mencatat alokasi kuota terbesar pada kabupaten/kota di Sulteng yakni Kota Palu sebanyak 26.390 kiloliter atau kuota berkurang dari 30.114 tahun 2020, disusul Kabupaten Banggai 22.733 kiloliter juga dari berkurang tahun sebelumnya 19.355 kiloliter, dan Parigi Moutong 18.007 kiloliter atau berkurang dari 19.312 kiloliter tahun 2020.
Selanjutnya alokasi Kabupaten Poso sebanyak 14.829 kiloliter atau bertambah dari tahun sebelumnya 14.536 kiloliter, Donggala 9.411 kiloliter atau berkurang dari 10.891 kiloliter tahun 2020, dan Tolitoli 9.010 kiloliter atau bertambah dari kuota 7.956 kiloliter tahun sebelumnya.
Selanjutnya alokasi Kabupaten Poso sebanyak 14.829 kiloliter atau bertambah dari tahun sebelumnya 14.536 kiloliter, Donggala 9.411 kiloliter atau berkurang dari 10.891 kiloliter tahun 2020, dan Tolitoli 9.010 kiloliter atau bertambah dari kuota 7.956 kiloliter tahun sebelumnya.
Untuk daerah lainnya yakni Kabupaten Morowali mendapat alokasi solar subsidi sebanyak 6.538 kiloliter, Tojo Una-Una 4.504 kiloliter, Buol 4.473 kiloliter, Morowali Utara 4.428 kiloliter, Banggai Laut 4.272 kiloliter, Banggai Kepulauan 2.535 kiloliter dan Sigi 791 kiloliter.
"Naik turunnya kuota tidak berpengaruh dengan ketahanan BBM Pertamina," ucap Taufik.
"Naik turunnya kuota tidak berpengaruh dengan ketahanan BBM Pertamina," ucap Taufik.
Dia memaparkan saat ini pemakaian BBM di kota-kota besar dan kabupaten di Pulau Sulawesi, Pulau Jawa dan Bali, konsumen lebih cenderung menggunakan produk non subsidi, salah satunya BBM jenis pertalite dengan nilai oktan 'research octane number (RON) 90'.
"Pertamina terus berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen, dan Pertamina pun penjamin ketersediaan BBM bersubsidi dan non subsidi agar selalu terpenuhi. Oleh karena itu masyarakat tidak perlu khawatir akan kurangnya keteresdiaan BBM," demikian Taufik.