Suara Mesin Laksana Musik Bagi Jatnika

id jatnika

Suara Mesin Laksana Musik Bagi Jatnika

Menejer PLTD Silai Palu Jatnika (Foto: Anas Masa)

Suara bising dari pembangkit listrik itu laksana musik penyemangat kerja. Saya dan keluarga sudah terbiasa dengan bunyi suara mesin seperti ini
Bagi pria yang lahir di Bengkulu pada 26 Juni 1970, deru suara mesin pembangkit listrik tenaga diesel sudah menjadi hiburan tersendiri.

"Suara bising dari pembangkit listrik itu laksana musik penyemangat kerja. Saya dan keluarga sudah terbiasa dengan bunyi suara mesin seperti ini," kata Jatnika, Manager PLTD Silae, Selasa, di kediamannya di komplex PLTD Silae, Palu.

Ia mengaku ada sesuatu yang hilang dari jiwahnya kalau tidak mendengar suara bising pembangkit.

Pasalnya, ayah lima anak tersebut mengaku bahwa jiwanya telah menyatu dengan PLTD sehingga jika tidak mendengar suara mesin beroperasi dalam sehari saja, ia seperti kehilangan sesuatu dari hidupnya.

Jatnika memulai kariernya sebagai pegawai biasa dan langsung ditempatkan di PLTD Silae pada 2004. Tugas sehari-harinya adalah operator. Sebagai operator tentu pakaian yang digunakan tidak sama dengan pegawai lain.

"Ya namanya kerja di PLTD pasti baju dan celana kebanyakan kotor karena oli dan solar," kata pria bertubuh langsing tersebut.



Tidak bermimpi



Ia mengaku tidak pernah bermimpi kalau pada akhirnya Pimpinan PT PLN Area Palu mempromosikan dia menduduki jabatan sebagai manager di PLTD Silae.

Banyak pegawai lain yang punya kesempatan, tetapi justru pimpinan perusahaan mempercayakannya untuk menjadi manager PLTD Silae.

"Terus terang waktu saya dengar bahwa saya akan menjadi manager PLTD, saya tidak percaya karena masih banyak yang lebih senior," katanya.

Menurut dia, jabatan sebagai manager PLTD merupakan suatu berkah dan amanah yang harus ia lakukan dengan penuh tanggung jawab.

Jatnika mengatakan 10 November 2014 merupakan hari yang spesial baginya dan keluarga karena pada saat itu, ia dilantik sebagai Manager PLTD Silae menggantikan manager yang dimutasi menjadi manager pembangkitan PT PLN Tolitoli.

Menurut dia, mengurus PLTD Silae ternyata lebih banyak dukanya dari suka. Dukanya kalau terjadi gangguan, meski malam hari terpaksa harus lembur mencari sebab-musababnnya dan segera memperbaiki.

Berbeda dengan gangguan jaringan, misalkan ada pohon tumbang mudah dideteksi. Tetapi kalau mesinnya yang rusak, maka butuh waktu untuk memperbaikinya.

Belum lagi, jika ternyata material yang dibutuhkan harus di datangkan dari luar.

"Itu yang membuat kepala pusing ," katanya.

Sementara sukanya pasti jika semua mesin pembangkit lagi beroperasi atau sehat. Karena suplai daya lancar dan tidak ada komplen dari masyarakat.



Diserbu warga



Jatnika mengatakan selama ia bertugas di PLTD Silae pernah mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari masyarakat di sekitar PLTD.

Waktu itu, ada pemadaman listrik karena beberapa mesin pembangkit mengalami gangguan.

Tiba-tiba sejumlah warga sekitar PLTD datang dan langsung masuk dalam areal pembangkit. Beberapa warga nekad masuk ke ruang mesin-mesin pembangkit.

"Saya gemetar ketakutan, sebab khawatir mereka akan melakukan pengrusakkan," kata dia.

Mereka kecewa atas pemadaman listrik. Ada yang melepari Kantor PLTD dan rumah karyawan, ada pula yang mengeluarkan kata-kata makian kepada PLN.

Namun, katanya, setelah dijelaskan soal kondisi mesin pembangkit yang rusak, akhirnya warga mengerti dan pulang.

PLTD Silae berjumlah 10 unit, namun yang beroperasi sekarang ini hanya sembilan unit. Ada satu mesin pembangkit yaitu unit VI sudah lama tidak beroperasi karena selain usinya sudah tua juga kondisi kerusakan sangat parah dan membutuhan anggaran cukup besar untuk memperbaikinya.

Daya terpasang PLTD Silae saat ini mencapai 45 megawatt (MW). Tetapi karena kondisi mesin yang rata-rata sudah puluhan tahun beroperasi, daya mampu sekarang hanya berkisar 29 MW.

Jatnika juga mengatakan, PLTD masih tetap dibutuhkan meski sudah ada pembangkit lain seperti PLTU dan PLTA.

Meski PLTA Poso sudah mensuplai daya ke Palu sesuai dengan kebutuhan, PLTD tetap masih dibutuhkan untuk memperkuat pembangkit listrik, terutama sistem kelistrikan Palu yang selama ini juga melayani kebutuhan masyarakat dan bisnis di Kabupaten Sigi, Donggala dan Parigi Moutong.

PLTA Poso sejak Maret 2015 telah mensuplai daya ke Palu sebesar 24 MW dari semula ditergetkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 60 MW.

Jumlah karyawan PLTD Silae 66 orang dan 36 diantaranya tenaga operator dan selebihnya administrasi. ***1***

(T.BK03)

(T.BK03/B/R007/R007) 03-06-2015 14:07:37