Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Sekolah Sukma Bangsa (SSB) di Desa Maku, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mulai mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar di sekolah itu dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 secara ketat.
"Untuk proses pembelajaran itu sendiri akan dimulai hari ini Selasa (6/7) hingga Kamis (8/7) dengan muatan pengenalan lingkungan sekolah," ucap Direktur Sekolah Sukma Bangsa Sigi Nurhayati di Sigi, Selasa.
Sekolah Sukma Bangsa Sigi dibangun dari donasi masyarakat melalui dompet kemanusiaan Media Group yang kemudian pada 3 April 2021 diserahkan pengelolaannya kepada Yayasan Sukma.
Yayasan Media Group dan Yayasan Sukma mempunyai komitmen tinggi dalam memberikan akses seluas-luasnya kepada anak-anak penyintas gempa, tsunami, dan likuefaksi di Palu, Sigi, dan Donggala , untuk memulihkan pendidikan dan membangun SDM anak-anak penyintas di daerah tersebut.
Oleh karena itu, katanya, Sekolah Sukma Bangsa di Sigi segera mengoptimalkan pembinaan dan melangsungkan proses belajar mengajar bagi anak-anak penyintas gempa, tsunami, dan likuefaksi di Pasigala.
Proses itu, kata dia, diawali dengan pengenalan lingkungan sekolah yang berlangsung selama tiga hari dimulai Selasa (6/7) sampai dengan Kamis (8/7).
Setelah pengenalan, pihaknya melanjutkan dengan materi matrikulasi yang berlangsung selama sebulan penuh, diikuti 60 peserta didik terdiri atas 30 siswa tingkat SMP dan 30 siswa tingkat SMA dan sederajat.
"Jadi ada matrikulasi selama sebulan, kemudian akan ditindaklanjuti dengan proses belajar mengajar atau pembelajaran reguler," sebut dia.
Ia mengatakan semua proses itu tetap mengedepankan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 sesuai dengan edaran gubernur nomor 420/552/Dikbud terkait penyelenggaraan pembelajaran tatap muka terbatas di satuan pendidikan zona hijau dan kuning.
Sebagai tindak lanjut dari edaran itu, Sekolah Sukma Bangsa menerapkan beberapa skenario, di antaranya satu ruangan kelas dibentuk kelompok belajar yang setiap kelompok berjumlah 15 orang, setiap pelajar wajib tes usap antigen, pelajar wajib tinggal di asrama yang telah disediakan, pengecekan suhu badan dan mengurangi kegiatan berkumpul.
Saat ini, 60 siswi tersebut telah berada di asrama dalam lingkungan Sekolah Sukma Bangsa. Setiap pelajar dan orang tua pengantar, sebelum masuk lingkungan asrama, harus diperiksa suhu tubuh, memakai masker, dan mencuci tangan serta wajib tes cepat antigen.
"Walaupun secara zonasi, Sigi berada di zona hijau, tetapi kita juga akan tetap memperhatikan protokol kesehatan secara ketat, meskipun anak-anak/siswi sudah melewati proses swab (usap) antigen, ketika masuk ke asrama dan lingkungan sekolah, tetapi mereka juga akan tetap menerapkan prokes cegah COVID-19 secara ketat," ungkap Nurhayati.
Berita Terkait
Polres Sigi tingkatkan razia dan patroli cegah peredaran miras
Sabtu, 11 Mei 2024 18:56 Wib
KPU Kabupaten Sigi ingatkan calon perseorangan segera masukan dokumen dukungan
Sabtu, 11 Mei 2024 17:26 Wib
Pemkab-Sigi pantau harga bahan pokok pascakenaikan HET beras SPHP
Jumat, 10 Mei 2024 13:28 Wib
Bawaslu Sigi ajak masyarakat aktif awasi penyelenggaraan Pilkada 2024
Jumat, 10 Mei 2024 10:42 Wib
Polres Sigi raih penghargaan penyelesaian kasus tertinggi di Provinsi Sulteng
Kamis, 9 Mei 2024 13:49 Wib
KPU Sigi bentuk relawan demokrasi pada Pilkada 2024
Kamis, 9 Mei 2024 12:03 Wib
DPRD Sulteng da Pemda Sigi tindaklanjuti penurunan stunting
Rabu, 8 Mei 2024 14:24 Wib
KPU Kabupaten Sigi ajak masyarakat berikan masukan pada perekrutan badan ad hoc
Selasa, 7 Mei 2024 22:14 Wib