Sigi Tempat Pelaksanaan Workshop Cagar Biosfer Nasional

id workshop

Ada 72 orang dari beberapa daerah di Indonesia, termasuk pihak pengelola TNLL yang akan menjadi peserta pada kegiatan itu
Palu,  (antarasulteng.com) - Kabupaten "Konservasi" Sigi di Sulawesi Tengah menjadi tempat pelaksanaan workshop pengelolaan cagar biosfer di Tanah Air, kata Kepala Bidang Teknis Konservasi Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL), Ahmad Yani.

"Ada 72 orang dari beberapa daerah di Indonesia, termasuk pihak pengelola TNLL yang akan menjadi peserta pada kegiatan itu," katanya di Kota Palu, Jumat.

Ahmad Yani mengatakan kegiatan itu akan berlangsung di Kabupaten Sigi selama tiga hari tanggal 19-21 Oktober 2015.

Dijelaskannya, hingga kini tercatat 10 daerah pengelola cagar biosfer di Indonesia dan salah satunya adalah Balai Besar TNLL.

Kegiatan tersebut juga akan dihadiri sejumlah kementerian antara lain Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Kementerian Dalam Negeri dan sejumlah anggota legislatif (DPR RI) serta DPRD Provinsi Sulteng dan Kabupaten Sigi.

Acara pembukaan workshop akan berlangsung di Hotel Santika Kota Palu pada Senin (19/10).

Selanjutnya pada Selasa (20/10) dan Rabu (21/10) berlangsung di Kantor Bupati Sigi di Desa Bora, sekitar 15 km dari Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng.

Pada hari terakhir dari kegiatan dimaksud, kata Yani para peserta akan mengunjungi sejumlah objek wisata dalam kawasan Taman Nasional Lore Lindu.

Seperti lokasi penangkaran burung maloe di Desa Tuva dan kebun obat di Desa Pakuli, Kecamatan Gumbasa.

Maksud dari kegiatan itu sendiri adalah untuk fektivitas pengelola cagar biosfer.

Seperti diketahui bahwa Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) adalah salah satu dari cagar biosfer yang ada di Indonesia.

Sejumlah cagar biosfer lainnya terdiri Pulau Siberut, Komodo, Tanjung Putting, Cibodas dan Leuser).

Semua cagar biosfer itu diresmikan dan ditetapkan oleh Man And The Biosphere UNESCO (MAB UNESCO) pada tahun 1977.

Khusus cagar biosfer TNLL, kata Yani, merupakan kawasan konservasi ekosistem daratan yang secara internasional diakui keberadaannya oleh MAB UNESCO untuk mempromosikan keseimbarigan hubungan antara manusia dan alam.

Selaras dengan fungsi cagar biosfer mempunyai tiga fungsi utama yaitu pelestarian dan keanekaragaman biologi dan budaya,penyedia model pengelolaan lahan dan lokasi eksperimen untuk pembangunan berkelanjutan dan penyediaan tempat untuk riset, pemantauan lingkungan, pendidikan dan pelatihan.

TNLL ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 464!Kpts-II/1 999 tanggal 23 Juni 1999, dengan luas 217.991,18 ha.

Taman nasional yang menjadi sumber air utama Kota Palu ini membentang melintasi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Poso dan Sigi.

Cagar biosfer TNLL terdiri dari 140 desa berada di sekitar area inti dan 74 desa berbatasan langsung dengan area inti sehingga rawan berbagai gangguan mulai perambahan, pencurian dan kebakaran hutan.

TNLL selama ini dihuni sekitar 117 jenis mamalia, 29 reptilia, 14 jenis amfibia, dan lebih dari 50 persen diantaranya satwa endemik Sulawesi yang selama ini hidup di kawasan hutan itu.