Pemkot Palu: Vaksinasi bagian upaya pencegahan gejala berat COVID

id COVID-19, vaksinasi, Pemkotpalu, dinkespalu, Sulteng, surveilans, epidemiologi, Rochmat Jasin, kesehatan,Omicron

Pemkot Palu:  Vaksinasi bagian upaya pencegahan gejala berat COVID

Seorang pengendara sepeda motor melintas di depan Gedung Asrama Haji Transit yang difungsikan sebagai tempat perawatan pasien COVID-19 di Kota Palu, Sulawesi Tengah. (ANTARA/Basri Marzuki)

Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah mengemukakan vaksinasi kepada masyarakat bagian dari upaya penanganan penularan COVID-19 agar tidak mengalami gejala berat bagi penderitanya.
 
"Vaksinasi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam melakukan intervensi pencegahan serta menanggulangi dampak COVID-19," kata Ketua Tim Surveilans Dinas Kesehatan Kota Palu Rochmat Jasin di Palu, Senin.
 
Ia menjelaskan vaksinasi membantu meningkatkan imun tubuh masyarakat. Bila warga terpapar COVID-19 hanya gejala ringan dan sedang sehingga proses perawatan tidak perlu dilakukan di rumah sakit.
 
Berbeda dengan warga yang memiliki penyakit penyerta atau kelompok lanjut usia (lansia) yang belum mendapat layanan vaksinasi, katanya, tingkat penularan dapat bergejala berat.
 
Oleh karena itu, pemerintah setempat terus menyosialisasikan serta mengedukasi warga agar berpartisipasi serta menyukseskan program vaksinasi sehingga kekebalan kelompok bisa secepatnya terwujud.
 
Berdasarkan data sementara Dinas Kesehatan setempat, capaian vaksinasi di ibu kota Sulteng telah mencapai angka 94,13 persen atau sekitar 249.870 jiwa tahap pertama dari total sasaran sebanyak 265.462 jiwa.
 
"Vaksinasi dosis kedua terus menunjukkan progres yang baik. Kota Palu saat ini sudah berada di angka 64,45 persen atau sekitar 171.084 jiwa telah melaksanakan vaksinasi lengkap," katanya.
 
Ia menjelaskan di satu sisi justru vaksinasi terhadap lansia masih rendah yakni 40,41 persen dosis pertama dan 33,94 persen dosis kedua. Hal itu karena banyak lansia tidak dapat divaksin karena memiliki penyakit penyerta.

"Di situasi saat ini, kiranya lansia tidak terlalu banyak beraktivitas di luar rumah, karena penularan COVID-19 varian baru Omicron sangat cepat, khususnya mereka yang memiliki komorbid," ucap Rochmat.
 
Hingga Minggu (20/2), kasus aktif COVID-19 di Palu terus merangkak naik menjadi 782 kasus, sehingga pemerintah setempat mengambil langkah alternatif memanfaatkan Gedung Asrama Haji Transit Palu sebagai tempat isolasi terpadu.
 
"Meskipun banyak warga yang melakukan isolasi mandiri, kami tetap menyediakan tempat isolasi terpadu sebagai bentuk antisipasi lonjakan. Karena diprediksi puncak lonjakan kasus terjadi di Bulan Maret mendatang," demikian Rochmat.