Dinas TPH: Petani dan penyuluh kunci sukses pertanian cerdas

id Smart farming, integrated farming, pertanian terpadu, pertanian cerdas, Readsi, dinas TPH, Pemprov Sulteng, Nelson Metubun, petani, pertanian

Dinas TPH: Petani dan penyuluh kunci sukses pertanian cerdas

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sulawesi Tengah, Nelson Metubun. ANTARA/Moh Ridwan

Palu (ANTARA) -
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sulawesi Tengah mengatakan petani dan penyuluh pertanian adalah kunci sukses penerapan konsep pertanian cerdas atau smart farming di daerah sebagai bagian dari program Inisiatif Pemberdayaan Pedesaan dan Pengembangan Pertanian (Readsi).


 


"Konsep pertanian cerdas tidak bisa berjalan tanpa kehadiran petani, dan petani tidak mendapat wawancara yang cukup bila tidak dibantu insan penyuluh. Menurut kami di komponen ini sangat strategis menyukseskan program pemerintah," kata Kepala Dinas TPH Sulteng Nelson Metubun di Palu, Kamis.


 


Ia menjelaskan, bahwa Sulteng salah satu daerah ditetapkan Kementerian Pertanian sebagai daerah sasaran program Readsi, yang mana di provinsi ini empat daerah menjadi objek penerapan konsep pertanian cerdas.


 


Oleh karena itu, sebelum program ini dilaksanakan maka pelaku pertanian (petani) diberi pembobotan, termasuk penyuluh pertanian supaya saat implementasi lapangan sesuai dengan panduan operasional, karena konsep ini berbasis teknologi.


 


"Kurang lebih 60 petani di empat kabupaten di provinsi ini yakni Parigi Moutong, Poso, Banggai dan Buol sedang digodok lewat pelatihan teknis smart farming selama sepekan. Ini sesuai arahan Menteri Pertanian, bahwa petani di era kekinian harus mampu memanfaatkan teknologi, karena metode pengelolaan pertanian saya ini sebagian besar sudah berbasis teknologi," tuturnya.


 


Ia mengemukakan, berbagai kebijakan lewati intervensi program pemerintah sektor pertanian, tidak lain sebagai upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian dalam mendukung ketahanan pangan nasional.


 


Olehnya, smart farming sebagai salah satu program unggulan Kementan mendorong petani menguasai teknologi, karena sistem pengelolaan dari tradisional secara perlahan bertransformasi seiring perkembangan zaman.


 


"Di negara-negara maju, sistem pertanian mereka berkembang pesat. Melihat perkembangan itu, mau tidak mau kita harus melakukannya. Maka petani sudah harus memiliki bekal, begitu pun penyuluh. Pemerintah sedang menyiapkan sarana dan prasarana pendukungnya," ujar mantan Kadis Pertanian Parigi Moutong itu.


 


Ia menambahkan, pada pelatihan teknis kepada petani di wilayah Readsi, kurikulum pelatihan meliputi kebijakan pengembangan pertanian terpadu atau integrated farming , penguatan kelembagaan petani, perencanaan usaha dan implementasi pertanian cerdas dalam pertanian terpadu, pengendalian dan pemantauan serta pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR).