Palu (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, memulihkan aktivitas jual-beli di Pasar Salakan setelah pasar itu terbakar pada Minggu (19/11) sekitar pukul 02.10 Wita.
Bupati Banggai Kepulauan Ihsan Basir dihubungi di Palu, Senin, mengemukakan bahwa pemerintah terus berupaya memulihkan kembali aktivitas jual beli dalam rangka menopang kegiatan pengendalian inflasi daerah.
"Dalam upaya ini, terdapat dua skema yang kami tempuh, yaitu skema jangka pendek dan jangka panjang," ucap Ihsan Basir.
Ihsan Basir menguraikan untuk skema atau penanganan jangka pendek pemulihan aktivitas jual beli, yaitu pemerintah membuat pasar darurat.
"Pasar darurat yang terdiri dari lapak - lapak pedagang hampir selesai pembangunannya," ujarnya.
Ia menerangkan bahwa pasar darurat tersebut, denah dan speknya dibuat oleh Pemkab Banggai Kepulauan. Sementara pengerjaannya melibatkan masyarakat dengan pola padat karya.
"Pola padat karya ini diterapkan dengan mengutamakan para pedagang yang terdampak musibah kebakaran, sebagai pekerja," ucapnya.
Saat ini, ujar dia, aktivitas jual beli berlangsung di pinggiran lokasi Pasar Salakan yang mengalami kebakaran. Hal ini karena pemerintah setempat sedang melakukan pembersihan puing - puing bangunan dan bekas yang terdampak kebakaran.
"Kemudian bila pasar darurat selesai, Insya Allah akan dipindahkan ke dalam atau ke tempat semula," ungkapnya.
Ia mengakui bahwa musibah kebakaran itu, sedikit memberikan dampak terhadap inflasi khususnya lonjakan harga bahan pokok tertentu.
"Sedikit banyak tentunya ini akan berpengaruh terhadap inflasi, karena jual beli sempat tertunda, dan barang menjadi langka," sebutnya.
Sementara untuk penanganan jangka panjang, pasar akan dipindahkan ke lokasi pasar yang baru, yang pembangunannya telah dimulai sejak beberapa tahun sebelumnya.
"Untuk tahun 2024 ini akan diajukan penganggarannya, terkait beberapa penambahan los/lapak dan juga infrastruktur penunjang seperti listrik, air dan lainnya," ungkap dia.
Berdasarkan data Pemkab Bangkep inflasi tahun kalender dari Januari - Juni 2023 yaitu 3,16 persen dan inflasi tahun ke tahun dari Juni 2022 sampai Juni 2023 sebesar 7,94 persen.
Inflasi ini dipengaruhi oleh naiknya indeks harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yaitu 2,62 persen. Selanjutnya, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya yaitu 1,59 persen.
Kemudian perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,75 persen, transportasi 0,6 persen, perlengkapan, peralatan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,5 persen.
"Intervensi terus kami dilakukan secara berkelanjutan untuk mencapai angka inflasi yang ditentukan, demi menjaga stabilitas harga berbagai kebutuhan pokok," ujar Ihsan Basir.