Brida: Riset Labrida untuk tingkatkan hasil tangkapan ikan nelayan

id Brida Sulteng ,Alat pemanggil Ikan,Labrida,Sulawesi Tengah ,Riset Labrida

Brida: Riset Labrida untuk tingkatkan hasil tangkapan ikan nelayan

Brida Sulteng melaksanakan seminar hasil akhir riset penguatan ekonomi masyarakat nelayan berbasis energi terbarukan pada usaha perikanan bagan yang ramah lingkungan di Palu, Sulteng. (ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulteng)

Palu (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Sulawesi Tengah, Faridah Lamarauna, mengatakan riset alat pemanggil ikan berbasis energi baru terbarukan atau Labrida yang pihaknya lakukan saat ini untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan serta menghemat biaya operasional para nelayan.
 


"Provinsi Sulawesi Tengah memiliki garis pantai yang sangat panjang, dengan demikian terciptanya alat Labrida yang dikolaborasikan dengan pembangkit listrik tenaga Surya (PLTS) sangat membantu masyarakat, khususnya nelayan bagan dalam meningkatkan hasil tangkapan ikan serta menghemat biaya operasional," kata Faridah Lamarauna di Palu, Minggu.


 


Ia mengatakan bahwa riset yang dilakukan harus dilihat dari nilai ekonominya karena sasaran dari pelaksanaan riset adalah masyarakat.


 


Hal ini, kata dia, guna memfasilitasi pemerintah daerah dalam rangka menurunkan angka kemiskinan dan angka pengangguran terbuka.


 


Brida Sulteng bekerjasama dengan Universitas Al-Khairaat Palu dan Universitas Tadulako untuk melaksanakan riset penguatan ekonomi masyarakat nelayan berbasis energi terbarukan pada usaha perikanan bagan yang ramah lingkungan.


 


Karena itu, Faridah berharap para peneliti dalam riset ini dapat mencantumkan biaya produksi, yang nantinya akan direplikasi oleh Bidang Pemanfaatan, Fasilitasi dan Riset Daerah.


 


Sementara itu, Ketua Tim Riset dari Universitas Al-Khairaat Ahsan Mardjudo menjelaskan bahwa menurut para ilmuan, perairan pantai yang dangkal umumnya adalah habitat yang subur sebagai daerah pertumbuhan atau perkembangan berbagai spesies ikan pada saat dalam taraf juvenil.


 


"Salah satu alat penangkap ikan yang efektif digunakan untuk pemanfaatan sumberdaya tersebut yaitu alat tangkap bagan atau jaring angkat (lift net). Permasalahannya pada saat ini, terbatasnya pengetahuan penggunaan teknologi dalam meningkatkan hasil tangkapan bagan oleh nelayan," katanya.


 


Karena itu, kata dia, tim riset menawarkan solusi atau pemecahan masalah dengan cara merancang teknologi yang dapat meningkatkan hasil tangkapan nelayan bagan, yaitu teknologi ramah lingkungan. 


 


Teknologi tersebut berupa lampu pemanggil ikan menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan percobaan tiga warna lampu yaitu putih, hijau, kuning serta suara/bunyi yang diberi nama Labrida.


 


Ia menjelaskan alat tangkap ikan Labrida dengan percobaan lampu berwarna hijau memiliki keunggulan berupa konstruksi sederhana cepat dipahami nelayan, mempercepat reaksi ikan mendekati cahaya Labrida, menghemat biaya bahan bakar minyak (BBM) karena saat Labrida diturunkan lampu bagan lainnya sudah dimatikan, waktu bulan terang dapat menghasilkan tangkapan sampai 6 termos.


 


Adapun kelemahan dari alat Labrida, yakni sebaran cahaya sangat terang menyebabkan ikan lamban jinak, sehingga proses penangkapan lambat dilakukan. 


 


"Adapun solusi yang diberikan oleh tim riset adalah perlu pengaturan cahaya dari terang, pelan-pelan ke cahaya berikutnya, misalnya dari 75 watt, 60 watt, 45 watt, 25 watt, 15 watt. Semakin kecil daya, maka ikan semakin tenang dan mudah terperangkap," ujarnya.


 


Sementara itu, kata dia, pada uji coba alat Labrida dengan menggunakan lampu warna merah, hasilnya gagal karena cahaya tidak menyebar di dasar perairan.


 


Sedangkan pada uji coba alat Labrida dengan menggunakan lampu warna putih kekuning-kuningan, dapat menghasilkan tangkapan berupa ikan teri, cumi-cumi dan benih ikan rapo-rapo.


 


Menurut dia, melihat dari segi ekonomi, Labrida layak untuk dikembangkan karena melihat efisiensi dari segi biaya operasional, hasil tangkapan, jumlah penerimaan dan jumlah keuntungan.