Darmin Nasution: sawit baik, negara baik

id GAPKI,Sawit,Damrin NNasution,Munas

Darmin Nasution: sawit baik, negara baik

Menko Perekonomian Darmin Nasution (Antaranews Sulteng/Istimewa)

...sawit adalah komoditas penting yang mempengaruhi perekonomian Indonesia ...
Jakarta (Antaranews Sulteng) - Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan kelapa sawit saat ini menjadi komoditas penting yang mempengaruhi perekonomian Indonesia.

"Kalau kelapa sawit berhasil baik, maka ekonomi rakyat dan negara akan baik. Karena itu, apapun tantangannya, semua masalah terkait sawit harus kita hadapi," katanya saat memberikan sambutan pada pembukaan Musyawarah Nasional X Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (GAPKI) di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu.

"Kita semua harus mampu memberikan penjelasan, perlawan atau apapun itu dalam upaya menghadapi bukan hanya kampanye negatif tetapi juga propaganda yang tidak fair soal sawit Indonesia," ujarnya.

Pemerintah bersama dunia usaha harus bekerja sama untuk melakukan perlawanan dalam menghadapi kampanye negatif itu. 

"Di dalam negeri kita punya BPDP dan di luar negeri kita punya CPO Fund untuk membela kepentingan sawit Indonesia," ujarnya.

Artinya dengan keberadaan kedua lembaga itu serta dukungan pemangku kepentingan sawit lain menunjukkan kelapa sawit merupakan komoditas yang perlu kita kembangkan dan bela bersama, apapun itu tantangannya. 

Baca juga: Santosa: diplomasi dagang cara paling efektif lawan kampanye hitam sawit

Untuk mendorong perekomian masyarakat, pemerintah juga melakukan beberapa progam pemerataan ekonomi, salah satunya mempercepat pembagian sertifikasi tanah rakyat. Dulu paling banyak pemerintah hanya membagi 650 ribu persil, namun mulai tahun 2017 jumlah itu meningkat menjadi 5 juta persil per tahun. Tahn 2018 akan ditingkatkan menjadi 7 juta persil dan tahun depan menjadi 9 juta persil.

"Angka ini merupakan kenaikan hampir 8 kali lipat. Jika ini berjalan baik, maka praktis dalam beberapa tahun kedepan seluruh lahan rakyat tersertifikasi," ujarnya.

Darmin menyebut untuk meningkatkan keberhasilan pengembangan sawit, pemerintah akan membuat pola-pola kluster supaya petani yang ada dalam kluster bisa  melakukan eksternalisasi. Agar efektif, dalam kluster itu cukup hanya 10-12 petani saja, tidak harus ada 300  petani.
 Hal itu bisa dimulai dengan membagi bibit yang baik karena kalau bibitnya baik, maka hasilnya akan baik. 

Baca juga: Investor Malaysia akan investasi sawit di Sulteng

Menurut Menko, rendahnya produksi CPO saat ini antara lain disebabkan terlalu banyaknya beredar bibit palsu. 

"Bibit palsu menurunkan produksi CPO pada kisaran 30-40 persen. Sayangnya, bibit palsu yang marak beredar, baru bisa diketahui setelah remaja," ujarnya.

Darmin juga memastikan pemerintah akan mengundang korporasi sawit besar untuk membantu pemerintah  dalam penyebaran bibit-bibit sawit yang baik. 
Kedepan, kita harus mampu mengubah perilaku menanam petani budidaya yang sangat individual dan subsistem salah satunya dengan bibit-bibit sawit yang baik.

"Jangan takut, program ini tidak gratis karena pemerintah siap membeli bibit tersebut dari dunia usaha," ujarnya.

Pemeritnah, kata Darmin, sudah melakukan banyak hal untuk mendorong industri berkembangnya industri sawit seperti menetapkan standar ISPO.

"Kita ingin sawit menjadi industri kompetitif yang berkelanjutan. Kenapa Malaysia bisa kita tidak.  Karena itu, marilah kita bekerja sama sama untuk memajukan sawit Indonesia," ujarnya. (Humas GAPKI)

Baca juga: Industri sawit Indonesia 2018 tetap prospektif