Ketika Anak Norwegia Menari Saman

id saman, tari, norwegia

Ketika Anak Norwegia Menari Saman

Ilustrasi (ANTARA)

London - Tari Saman yang mengandalkan  ketepatan dan keseragaman gerak kelompok tari memukau anak-anak Norwegia dan orang tua mereka dalam pembukaan dan penutupan Festival Anak-anak Sedunia "Barnas Verdensdager (BVD)" tahun 2012, di Kulturstasjon Oslo, baru baru ini.
               
Keikutsertaan KBRI Oslo bekerjasama dengan Lembaga Seni Budaya Norwegia Rikskonsertene untuk kelima kalinya, kata Sekretaris Tiga Pensosbud KBRI Oslo Dyah Wisnu Kusumawardani kepada ANTARA London, Rabu.
                
Dikatakan KBRI Oslo kembali mengajak anak-anak Norwegia untuk mengenal budaya Indonesia melalui tarian dan permainan tradisional.
                
Di panggung utama, Anak Indonesia bersama pelatih tari Ossy Ivarson mengajarkan tari Saman pada anak-anak dalam acara workshop di Rumah Indonesia yang bertemakan "Dans fra Sumatra" atau Tarian dari Sumatra.
               
Anak Indonesia ikut bermain congklak, gasing, yoyo, dan bekel bersama anak-anak yang bersemangat melihat berbagai permainan tradisional tersebut. Sementara workshop tari Saman salah satu favorit pengunjung, dengan setiap sesi selalu dipenuhi peserta.
               
Produser festival,  Gunnar Strand, mengakui apresiasi terhadap Rumah Indonesia tidak saja terlihat dari banyaknya jumlah pengunjung yang datang tetapi juga mengundang decak kagum penonton.
              
"Partisipasi KBRI Oslo selalu mengundang decak kagum penonton. Kali ini pun, KBRI membuka serta menutup festival dengan gegap gempita. Workshop tari Saman pun sangat digemari pengunjung," ujar Mr. Strand.
              
Kekaguman atas tari Saman yang dibawakan  Anak Indonesia juga disampaikan jurnalis Verdens Gang, salah satu media terbesar di Norwegia, Mr. Dag Fonbaek, dan fotografer asal Jerman Mr. Johannes Stortz.
              
"Saya akan pergi ke Bali satu minggu lagi, dan sangat senang dapat melihat budaya lain dari Indonesia. Tari Saman tersebut sangat menakjubkan," kata Mr. Fonbaek.
                
Beberapa aktivitas lain dalam festival tersebut antara lain bengkel kerja membuat layang-layang, tari perut dari Maroko, yoga dari Jepang dan India, wushu dari China, workshop tari flamenco dari Spanyol, dan lebih banyak lagi.              

Kehadiran Indonesia dalam program Barnas Verdens Dager di kota Oslo ini diharapkan akan semakin meningkatkan pemahaman masyarakat Norwegia, khususnya pada anak-anak dan remaja, akan keragaman seni budaya Indonesia.
                
Dubes RI Oslo Esti Andayani mengatakan  partisipasi KBRI dalam festival ini merupakan cara yang paling efektif dalam mengenalkan Indonesia di mancanegara, terlebih lagi diplomasi budaya yang ditujukan kepada anak-anak, karena mereka akan tumbuh dengan pengetahuan yang mereka dapatkan. (H-ZG)