Rumah warga Kasimbar roboh disapu ombak

id rumah

Rumah warga Kasimbar roboh disapu ombak

Rumah warga di Desa Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, roboh akibat abrasi pantai dan gelombang tinggi, Kamis (3/5), (Foto Antara/ist)

Kami berharap pemerintah bisa melihat langsung kondisi kami saat ini
Parigi, (Antaranews Sulteng) - Sebuah rumah warga di Desa Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, roboh akibat abrasi pantai dan gelombang tinggi, Kamis (3/5), karena tidak memadainya tanggul pemecah ombak yang dibangun di pantai tersebut.

"Selain satu rumah yang roboh, ada sejumlah rumah lainya kini nyaris roboh," kata Hamzah, salah seorang warga Dusun Trans Nelayan Kasimbar saat dihubungi dari Parigi, Jumat.

Hamzah memaparkan, dusun trans nelayan memang sudah menjadi bulan-bulanan hantaman ombak jika terjadi air pasang karena abrasi pantai.

Menurut dia, dulunya sejumlah permukiman yang berada di dusun trans nelayan itu letaknya agak jauh dari bibir pantai, tetapi karena aktivitas pengerukan pasir oleh orang yang tidak bisa bertanggung jawab, mengakibatkan terjadi abrasi.

"Sekarang, kalau terjadi air pasang, air menggenangi halaman rumah. Dulu air tidak ada sampai ke rumah," ujar Hamzah.

Saat ini, korban dan sejumlah warga lainnya yang rumahnya terancam roboh kini mengungsi di rumah sanak saudaranya dan mengamankan barang-barang berharga lainnya sebab takut jika permukiman mereka kembali diterjang gelombang tinggi dan merobohkan kediaman mereka.

Kini warga yang terkena dampak abrasi pantai itu, tak bisa berbut banyak, kerugian materil sudah pasti terjadi dan mereka meminta pemerintah turun langsung melihat kondisi rumah mereka.

"Kami berharap pemerintah bisa melihat langsung kondisi kami saat ini," harapnya.

Rumah semi permanen yang dibangun tepat menghadap langsung ke laut itu kondisinya sangat memprihatinkan.

Tanggul penahan hair yang dibangun menggunakan dana desa oleh pemerintah desa setempat ini tidak maksimal menahan debit air saat terjadi air pasang, akibatnya air meluap dan menggenangi sejumlah permukiman.

"Kami minta kepada pemerintah desa agar tanggul penahan air ini bisa dibangun lebih tinggi, tanggul yang ada saat ini tidak memungkinkan menahan debit air, jika ini dibiarkan terus maka menancam harta benda kami," bebernya.