Ankara, (Antaranews Sulteng) - Presiden Turki Tayyip Erdogan pada Senin menyatakan akan membalas ulah teroris ekonomi, yang berupaya menghancurkan Turki dengan menyebarkan berita palsu.
Pada saat bersamaan, pejabat di Turki memulai penyelidikan terhadap yang diduga terlibat.
Mata uang lira, yang nilainya anjlok 40 persen terhadap dolar AS pada tahun ini, pada Senin sedikit tertolong oleh campur tangan bank sentral Turki. Namun, spekulan masih terus melakukan penjualan.
"Ada sejumlah teroris ekonomi di media sosial," kata Erdogan di depan para duta besar Turki di istana kepresidenan Ankara, dengan menambahkan bahwa masalah itu ditangani penegak hukum dan keuangan.
"Mereka adalah jaringan pengkhianat. Kami tidak akan memberikan mereka kesempatan. Kami akan membikin penyebar spekulasi membayar perbuatan mereka," kata dia.
Erdogan, yang mempunyai kewenangan baru sebagai presiden usai terpilih dalam pemilu Juni lalu, mengatakan bahwa ada rumor yang tersebar terkait kemungkinan pemberlakuan pembatasan tarik tunai untuk mencegah berlanjutnya krisis.
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri mengaku telah mengidentifikasi 346 akun media sosial yang menyebarkan postingan terkait nilai tukar yang menciptakan persepsi negatif terhadap ekonomi negara.
Secara terpisah, kantor kejaksaan di Istanbul dan Ankara mulai menggelar investigasi terhadap sejumlah individu yang diduga terlibat dalam aksi yang mengancam perekonomian Turki, demikian laporan CNN Turk dan kantor berita Anadolu.
Dewan Pasar Modal Turki (SPK) dan badan penindakan kejahatan finansial juga mengaku akan mengambil langkah hukum terhadap mereka yang menyebarkan informasi salah terkait rencana pemerintah menyita deposit mata uang asing milik warga.
Sebelumnya, pada Senin pagi, Menteri Keuangan Berat Albayrak mengatakan bahwa pihaknya akan mulai mengimplementasikan rencana aksi ekonomi.
Albayrak, yang juga merupakan menantu sang presiden, menekankan pentingnya disiplin anggaran, dan menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menyita mata uang asing milik warga, atau secara paksa mengkonversinya ke lira.
Ekonom mengatakan bahwa kejatuhan lira disebabkan oleh kekhawatiran pasar terhadap campur tangan Erdogan, termasuk desakannya agar suku bunga segera diturunkan. Selain itu memburuknya hubungan dengan Amerika Serikat juga menjadi sebab lain.
Erdogan mengatakan bahwa kejatuhan lira sama sekali tidak terkait dengan keadaan perekonomian. Dia juga menuding Amerika Serikat "menusuk dari belakang" dengan menjatuhkan sanksi terhadap Turki.
Baca juga: Dolar AS terus menguat di tengah krisis ekonomi Turki
Berita Terkait
Erdogan: Turki dukung Palestina dengan lebih dari 45 ribu ton bantuan
Rabu, 10 April 2024 19:02 Wib
Erdogan ucapkan selamat atas kemenangan kembali Putin dalam pemilu
Selasa, 19 Maret 2024 8:48 Wib
Presiden Turki ucapkan selamat kepada Prabowo atas perolehan suara
Jumat, 23 Februari 2024 14:13 Wib
Erdogan: Seruan perdamaian Gaza tak berhasil karena sikap negatif AS
Jumat, 16 Februari 2024 7:23 Wib
Presiden Turki: Mereka yang abaikan kekejaman Israel akan sangat menyesal
Sabtu, 20 Januari 2024 7:34 Wib
Presiden Turki akan pimpin pertemuan keamanan di Istanbul
Sabtu, 13 Januari 2024 10:33 Wib
Erdogan serukan reformasi PBB setelah AS veto gencatan senjata di Gaza
Minggu, 10 Desember 2023 15:40 Wib
Erdogan tegaskan Turki tak terima Israel kurangi penduduk Gaza
Rabu, 22 November 2023 15:30 Wib