Arang tempurung asal Parigi Moutong diklaim berkualitas ekspor

id parimo,arang,tempurung,briket

Arang tempurung asal Parigi Moutong diklaim berkualitas ekspor

Ilustrasi-Sulteng Ekspor Arang Tempurung ke China. (ANTARA Sulteng/Basri )

Parigi, (Antaranews Sulteng) - Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mengklaim kualitas arang temburung kelapa yang dihasilkan para pelaku usaha arang di daerah itu memenuhi berkualitas ekspor.

"Yang menilai salah satu perusahaan briket di Solo, Jawa Tengah. Sehingga mereka sudah menjalin kerjasama di bidang pengolahan arang dengan Pemkab Parimo," kata pejabat Dinas Perindustrian dan Perdagangan Parigi Moutong, Wawan Yulianto di Parigi, Rabu.

Kerjasama itu dibangun untuk mengisi segmen pasar di Sentra Industri Kecil Menegah (IKM) yang saat ini masih dalam tahap pembenahan.

Wawan menjelaskan dari hasil uji laboratorium oleh beberapa perusahaan di Palu, kualitas produk kelapa asal Parigi Moutong diakui di Sulteng, baik itu sabut, kopra termasuk air dan batoknya.

"Arang itu dijadikan sebagai bahan baku pembuatan briket, karena proses pembakaran tempurung untuk menghasilkan arang sudah baik, meskipun hanya dilakukan secara manual, dimana kotoran dihasilkan dari pembakaran pun relatif sedikit," jelas Wawan.

Menurut wawan, perusahaan asal Solo, menilai arang-arang tersebut memenuhi standar kualitas ekspor, dimana segmen pasar perusahaan briket itu berada di Dubai.

Baca juga: Sulteng Ekspor Arang Tempurung Ke China

"Parigi Moutong sebagai penyuplai bahan baku, jika kerjasama ini kedepan berjalan baik, tidak menutup kemungkinan pelaku usaha produk olahan kelapa semakin sejahtera," harap Wawan.

Untuk mendukung kelancaran usaha masyarakat, pemerintah setempat telah menyediakan fasilitas melalui sentra IKM berbasis kelapa terpadu, yang diprioritaskan pelaku usaha kelapa.

Pengembangan produk olahan kelapa sangat potensial, karena kelapa merupakan salah satu komoditi unggulan di sektor perkebunan.

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan mencatat luas areal tanam kelapa di daerah itu mencapai 26.522 hektare dengan produksi mencapai 8.000 butir/hektare/tahun.

"Pelaku usaha ini kebanyakan petani kelapa, sebelumnya mereka hanya mengolah kelapa menjadi kopra, namun karena harga kopra anjlok, sehingga mereka saat ini menekuni usaha arang," jelas Wawan.