Pengguna jalan tidak disiplin, ruas Kebun Kopi sering macet
Palu (Antaranews Sulteng) - Para pengguna jalan yang melintas di jalur Kebun Kopi diharapkan lebih berdisiplin dalam mengantre menggunakan badan jalan sesuai jalur masing-masing agar tidak terjadi kemacetan saat jalur itu dibuka untuk dilewati.
"Kami sangat berharap pengguna jalan bersabar mengantre di jalur masing-masing. Jangan melambung sehingga menutup jalur untuk kendaraan dari arah berlawanan, karena itu pasti menimbulkan kemacetan," kata Julian Situmorang, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 9 Pada Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XIV Palu yang dihubungi di Palu, Kamis.
Julian menjelaskan bahwa di ruas Tawaeli-Toboli atau yang lebih dikenal dengan ruas Kebun Kopi itu sedang berjalan proyek strategis nasional yakni dua paket rekonstruksi lereng dan peningkatan badan jalan yang dibiayai APBN 2017 dan 2018 senilai Rp200-an miliar yang diharapkan selesai Desember 2018.
Untuk kelancaran pelaksanaan proyek tersebut, kata Julian, pihaknya memberlakukan jam buka-tutup jalan dengan izin Kepolisian dan Dinas Perhubungan yakni tutup pukul 08.00-12.00, lalu buka pukul 12.00-14.00 kemudian tutup lagi pukul 14.00-18.00, buka lagi pukul 18.00-20.00 lalu tutup pukul 20.00-24.00 kemudian dibuka kem,bali sampai pukul 08.00 Wita.
Baca juga: Buka-tutup jalan Kebun Kopi diberlakukan lagi
Baca juga: Menyarungi lereng demi selamatkan jalan nasional Tawaeli-Toboli
Namun, kata Julian, saat tiba waktu buka jalan, kendaraan saling mendahului sehingga yang melambung menggunakan jalur yang seharusnya terbuka untuk kendaraan dari arah berlawanan.
"Karena kendaraan dari kedua arah melakukan hal yang sama, akhirnya arus menjadi macet total. Ini sangat menghambat kelancaran arus lalu lintas di poros strategis trans Sulawesi itu dan juga menghambat pekerjaan kontraktor," ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa alat-alat berat kontraktor saat ini masih aktif bekerja di tiga titik untuk menangani lereng yang menimbulkan jatuhan material membahayakan bagi kendaraan yang melintas.
"Jadi, kalau masih ada kendaraan di jalan akibat kemacetan, maka alat-alat berat pasti tidak bisa bekerja. Ini akan sangat mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek yang diharapkan selesai Desember 2018 sehingga waktu buka tutup jalan berakhir," katanya.
Penyebab lain yang menimbulkan kemacetan di jalur itu, kata Julian, adalah truk-truk yang berlebih muatannya sehingga tidak bisa mendaki dan akhirnya mogok lalu menutup badan jalan.
"Kami meminta pemilik perusahaan angkutan untuk tidak memuat secara berlebihan pada kendaraan, khususnya truk-truk yang akan melintas di Kebun Kopi agar jangan sampai mogok karena tidak bisa naik gunung di Kebun Kopi," ujarnya.
"Kami sangat berharap pengguna jalan bersabar mengantre di jalur masing-masing. Jangan melambung sehingga menutup jalur untuk kendaraan dari arah berlawanan, karena itu pasti menimbulkan kemacetan," kata Julian Situmorang, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 9 Pada Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XIV Palu yang dihubungi di Palu, Kamis.
Julian menjelaskan bahwa di ruas Tawaeli-Toboli atau yang lebih dikenal dengan ruas Kebun Kopi itu sedang berjalan proyek strategis nasional yakni dua paket rekonstruksi lereng dan peningkatan badan jalan yang dibiayai APBN 2017 dan 2018 senilai Rp200-an miliar yang diharapkan selesai Desember 2018.
Untuk kelancaran pelaksanaan proyek tersebut, kata Julian, pihaknya memberlakukan jam buka-tutup jalan dengan izin Kepolisian dan Dinas Perhubungan yakni tutup pukul 08.00-12.00, lalu buka pukul 12.00-14.00 kemudian tutup lagi pukul 14.00-18.00, buka lagi pukul 18.00-20.00 lalu tutup pukul 20.00-24.00 kemudian dibuka kem,bali sampai pukul 08.00 Wita.
Baca juga: Buka-tutup jalan Kebun Kopi diberlakukan lagi
Baca juga: Menyarungi lereng demi selamatkan jalan nasional Tawaeli-Toboli
Namun, kata Julian, saat tiba waktu buka jalan, kendaraan saling mendahului sehingga yang melambung menggunakan jalur yang seharusnya terbuka untuk kendaraan dari arah berlawanan.
"Karena kendaraan dari kedua arah melakukan hal yang sama, akhirnya arus menjadi macet total. Ini sangat menghambat kelancaran arus lalu lintas di poros strategis trans Sulawesi itu dan juga menghambat pekerjaan kontraktor," ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa alat-alat berat kontraktor saat ini masih aktif bekerja di tiga titik untuk menangani lereng yang menimbulkan jatuhan material membahayakan bagi kendaraan yang melintas.
"Jadi, kalau masih ada kendaraan di jalan akibat kemacetan, maka alat-alat berat pasti tidak bisa bekerja. Ini akan sangat mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek yang diharapkan selesai Desember 2018 sehingga waktu buka tutup jalan berakhir," katanya.
Penyebab lain yang menimbulkan kemacetan di jalur itu, kata Julian, adalah truk-truk yang berlebih muatannya sehingga tidak bisa mendaki dan akhirnya mogok lalu menutup badan jalan.
"Kami meminta pemilik perusahaan angkutan untuk tidak memuat secara berlebihan pada kendaraan, khususnya truk-truk yang akan melintas di Kebun Kopi agar jangan sampai mogok karena tidak bisa naik gunung di Kebun Kopi," ujarnya.