Polteknik Palu latih petani buat pupuk organik

id organik,petani,pupuk

Polteknik Palu latih petani buat pupuk organik

Petani di Desa Sidondo III sedang mempraktekan cara pembuatan pupuk organic berbahan keong mas. (Antaranews/Fauzi Lamboka)

Palu, (Antaranews Sulteng) - Politeknik Palu melalui tim program kemitraan masyarakat (PKM) melatih petani di Desa Sidondo III, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi untuk memanfaatkan hama keong mas menjadi pupuk organik cair.

"Beberapa hari lalu, tim sudah melalukan monitoring dan evaluasi dengan tujuan untuk melihat sejauh mana kelompok mitra menyerap teknologi yang diberikan," kata Ketua PKM Politeknik Palu, Sulfianti di Palu, Sulteng, Selasa.

Sulfianti menjelaskan program itu telah dilaksanakan sejak bulan Mei 2018, yang dimulai dari kegiatan penyuluhan pembuatan pupuk organik cair keong mas, demonstrasi pembuatan pupuk organik dan demonstrasi plot aplikasi pada tanaman padi.

"Yang terakhir dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi," ujarnya.

Ia mengatakan kelebihan pupuk organik cair tersebut, bahan-bahan pembuatannya sangat mudah diperoleh oleh petani, di mana keong mas yang bagi petani sebagai hama tanaman, diolah menjadi bahan yang lebih bernilai ekonomis. Karena dari segi kandungan unsur hara cukup tinggi untuk meningkatkan produktivitas hasil tanaman.

Cara pembuatannya kata dia, cukup sederhana dan mudah, yakni keong mas dan limbah rumah tangga dicacah, kemudian ditambahkan formulator (EM4) dan gula, kemudian dimasukkan kedalam ember fermentasi dan dibiarkan mengalami fermentasi selama 14 hari.

"Keuntungan bagi petani menggunakan pupuk ini, ongkos produksi dapat diminimalisir, karena dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia. Selain itu, pupuk ini dapat tersedia secara berkelanjutan, karena dapat dibuat sendiri oleh petani," jelas Sulfianti.

Terkait dengan monitoring dan evaluasi,juga dihadiri oleh beberapa anggota gabungan kelompok tani Nantako Desa Sidondo III. Para kelompok mitra mempraktekkan kembali cara pembuatan pupuk organik cair yang telah diajarkan sebelumnya.

Salah seorang anggota kelompok mitra, Mastuha, mengatakan sangat terbantu dengan adanya program PKM tersebut.

"Bahan dan cara pembuatannya yang mudah diperoleh," ujarnya.

Mastuha juga mengucapkan terimakasih kepada Politeknik Palu karena telah memberikan bantuan berupa alat pencacah limbah sederhana, sehingga untuk mengolah limbah menjadi pupuk organik dapat lebih mudah dan lebih cepat.

"Ke depan petani tidak lagi tergantung dengan pupuk kimia, karena petani sudah dapat membuat pupuk sendiri," jelas Mastuha.

Dia juga berharap, untuk musim tanam berikutnya, petani dapat mengaplikasikan pupuk buatan sendiri, sehingga penggunaan pupuk kimia dapat dikurangi dan ongkos produksi budidaya padi dapat lebih rendah, sehingga petani akan lebih sejahtera.