TNKT bangun desa konservasi untuk kelestarian lingkungan

id TNKT, konservasi, desa konservasi

TNKT bangun desa konservasi untuk kelestarian lingkungan

Kepala Balai Taman Nasional Kepulaan Togean (TNKT) Sulawesi Tengah, Bustang (Antaranews Sulteng/Moh Ridwan)

Kami juga memberdayakan masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan mereka
Palu (Antaranews Sulteng) - Balai Taman Nasional Kepulauan Togean (TNKT) Sulawesi Tengah membangun desa konservasi di Kepulauan Togean untuk kepentingan kelestarian lingkungan di wilayah itu.

Kepala TNKT Bustang dihubungi dari Palu, Jumat, mengatakan desa konservasi merupakan pendekatan model konservasi yang memberikan ruang kepada masyarakat tinggal di sekitar kawasan lindung, sebagai upaya memberi ruang kepada mereka menjaga kelestarian lingkuan.

"Saat ini baru tiga desa kami bina sebagi desa konservasi," ungkap Bustang. 

Dia memaparkan, TNKT memiliki luas perairan mencapai 362.605 hektare, sementara hutan lindung seluas 10.659 hektare.

Selain itu, terdapat pula hutan produksi terbatas seluas 193 hektare, hutan produksi tetap seluas 11.759 hektare. 

"Hutan produksi yang dapat dikonversi seluas 3.221 hektare," tambahnya. 

Saat ini, kata Bustang, TNKT berupaya memberikan sosialisasi, penyuluhan serta melibatkan masyarakat desa dalam pengelolaan kawasan konservasi.

Kepulauan Togean memiliki enam kecamatan serta 59 desa di sekitar kawasan lindung. Pada 2019 diharapkan desa-desa tersebut dapat terlibat aktif sebagai desa konservasi. 

Selain itu, urainya, TNKT telah membina sedikitnya 120 orang warga setempat menjadi kader konservasi yang bertugas menjaga kelestarian hutan di kawasan tersebut. 

"Kami juga memberdayakan masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan mereka," ungkapnya. 

Disamping itu, TNKT juga telah memberi bantuan berupa perahu berserta mesin kepada kelompok pengawas (Pokmawas) di 15 desa di Kepulauan Togean untuk mengawasi aktivitas penangkapan ikan menggunakan alat tangkap dilarang pemerintah.

"Nelayan juga bisa menggunakan perahu bantuan itu untuk melaut, termasuk digunakan urusan pariwisata yang tidak lain untuk menambah penghasilan mereka," tuturnya.***