Akademisi : ASN harus netral pada Pemilu 2019

id Pemilu

Akademisi : ASN  harus netral pada Pemilu 2019

Akademisi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Tadulako Dr Irwan Waris menyampaikan materi pada sosialisasi UU Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum, Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019, di Kabupaten Sigi (Muhammad Hajiji) (Muhammad Hajiji/)

Palu (ANTARA) - Akademisi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Tadulako Dr Irwan Waris mengingatkan penyelenggara pemilu perlu mengingatkan Aparatur Sipil Negara (ASN)  netral pada Pemilu 2019.

"Ini penting dan harus dilakukan oleh penyelenggara pemilu. Netralitas ASN itu sangat penting pada Pemilu 2019," kata Irwan Waris, di Palu, Selasa.

Penyelenggara pemilu perlu membangun sinergi, kerja sama dengan pemerintah daerah untuk menyosialisasikan pemilu termasuk netralitas ASN.

Salah satu komponen yang harus netral dalam pesta demokrasi, selain penyelenggara pemilu, media, TNI dan Polri, adalah aparatur sipil negara.

Irwan Waris mengatakan, idealnya di setiap organisasi perangkat daerah (OPD)  di Sulteng memasang spanduk atau banner mengenai  kesuksesan Pemilu 2019 dan pesan netralitas ASN.

"Namun ini sepertinya tidak ada, mungkin ada tetapi hanya di beberapa tempat. Padahal pesan-pesan lewat iklan seperti spanduk, baliho, banner dan sejenisnya itu penting," ujar dia.

Penyelenggara pemilu, menurut dia, perlu juga berkoordinasi dan melibatkan pemerintah dalam sosialisasi pemilu dan netralitas ASN lewat iklan, spanduk, baliho dan sejenisnya kemudian dipasang di titik strategis di kota.

"Di sudut-sudut kota, di titik-titik strategis, penting penyelenggara pemilu memasang iklan sukseskan pemilu dan netralitas ASN, tapi ini belum terlihat," kata dia.

Iklan-iklan seperti itu, kata dia, juga harus diadakan oleh penyelenggara pemilu dan dipasang di titik-titik strategis di lokasi-lokasi pengungsian korban terdampak bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong.

Baca juga: Seknas Prabowo-Sandi sebut DPT pemilu 2019 masih prihatinkan
Baca juga: Pengamat: perlu sosialisasi pencoblosan di pengungsian