Lombok Tengah, NTB
(antarasulteng.com) - Henri Giscard d`Estain, putra dari mantan Presiden
Perancis periode 1974-1981 Giscard d`Estaing, melirik potensi
pengembangan resort esksotik di kawasan Mandalika, Kabupaten Lombok
Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pemilik Club M'diterrane atau yang lebih dikenal dengan Club Med
itu, bahkan menyatakan bersedia bermitra dengan PT BTDC, PT MNC Land Tbk
dan PT Gobel Internasional, untuk membangun dan mengelola hotel eksotik
di kawasan Mandalika, setelah meninjau lokasi, Senin sore.
"Sekarang bagaimana memulai proyek ini dengan serius dan
berkualitas, dan BTDC sudah buat resort di Bali, MNC Land yang sudah
berpengalaman dalam mengembangkan area dan berkelas internasional, dan
Globel Internasional yang juga pemain utama di negeri ini," kata Henri,
pada pertemuan yang digelar di Hotel Novotel, yang juga berada di
kawasan Mandalika.
Pertemuan itu digelar setelah peninjauan lokasi yang hendak
dikembangkan resort eksotik di Tanjung A`an, Desa Kuta, Kecamatan Pujut,
Kabupaten Lombok Tengah, sekitar 60 kilometer arah selatan Kota
Mataram, ibukota Provinsi NTB.
Pemimpin perusahaan Perancis yang bergerak di bidang resor dan
memiliki cabang di seluruh dunia, dan biasanya terdapat di lokasi
eksotis itu, memenuhi ajakan manajemen PT Pengembangan Pariwisata Bali
(BTDC) dan PT MNC Land Tbk dan PT Gobel Internasional, untuk meninjau
kawasan pengembangan pariwisata terpadu Mandalika Resort, di Kabupaten
Lombok Tengah, NTB itu.
Henri datang dari Perancis dan tiba di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta, Jakarta, setelah 15 jam penerbangan. Kemudian
melanjutkan penerbangan ke Pulau Lombok, NTB, untuk peninjauan lokasi.
Ia didampingi CEO Club Med Asia Tenggara Heidi Kunkel, dan membawa
serta konsultan dan desainer hotel eksotis dari Perancis.
Dari Jakarta, Henri dan pendampingnya Komisaris Utama PT MNC Land
Tbk Budi Rustanto, dan Presiden Direktur PT Gobel Internasional Rahmat
Gobel, menggunakan pesawat carter menuju Lombok.
BTDC dan investor mitranya MNC Land dan Gobel Internasional
mengajak Club Med untuk berkolaborasi membangun dan mengelola hotel
berbintang serta fasilitas pendukungnya terkait pariwisata eksotik, yang
akan dinamai "Smart Resort".
Proses pembangunan "Smart Resort" di kawasan Mandalika itu dikoordinir PT BTDC, yang didukung pemerintah daerah setempat.
Henri juga mengungkapkan bahwa Club Med amat mementingkan mitra
bisnis, sehingga dimana pun akan menggeluti usaha perhotelan dan resort
itu, perusahaan Perancis itu tetap mengutamakan kualitas mitra.
"Kami dari Club Med sebagai operator internasional di bidangnya,
sangat penting untuk mendapatkan partner yang sesuai dengan pengalaman
yang sudah banyak dan mampu bekerja sama. Dimana pun kami berada kami
ingin selalu yang terbaik di setiap negara," ujarnya.
Ia mengaku baru saja dari Shanghai, China, dan telah memutuskan bermitra dengan salah satu perusahaan terbaik di China.
Untuk Lombok, NTB (Indonesia), kata dia, Club Med yang telah
berdiri sejak 1950, akan mengembangkan destinasi turis yang relatif
berbeda dengan yang sudah dikembangkan di negara lain.
"Beda dengan negara lain. Misalnya di Meksiko ada Cancun (wisata
pantai) yang telah menjadi destinasi turis terbesar di Amerika. Juga di
Tunisia dan Maroko, dan beberapa tempat lainnya, juga dengan partnet
seperti yang Club Med tetapkan di Indonesia," ujarnya.
Di Indonesia, Club Med sudah beraktivitas sejak 30 tahun silam,
dengan resort pertama yakni Club Med Bali dan tergolong paling sukses,
kemudian yang yang kedua Club Med Ria Bintan, di Provinsi Kepulauan
Riau, yang relatif dekat dengan Singapura, yang pengelolaannya dimulai
sejak 13 tahun lalu, dan juga suskes.
"Bila kami sudah berhasil membuat dua Club Med di Indonesia yakni
Bali dan Ria Bintan, maka mengapa tidak membuat yang ketiga (di
Lombok)," ujarnya, sembari mengutarakan niatnya untuk membuat model
pemilik pengembangan resort yang unik di Lombok.
Menurut Henri, Club Med di Lombok nantinya harus unik karena sudah
cukup banyak destinasi turis di berbagai negara termasuk di Asia
Tenggara, agar para wisatawan merasa eksklusif untuk berada di Lombok.
"Saya percaya, budaya dan potensi yang ada di Lombok, akan dibuat
menjadi sesuatu yang unik dan menarik. Saya juga percaya bila Lombok
bisa mengedepankan potensinya maka pasti akan menjadi destinasi yang
utama," ujarnya.
(A058/SKD)
Berita Terkait
Rombongan Tur Jelajah Wisata Sulawesi keliling Sulsel
Minggu, 23 Februari 2020 18:42 Wib
Pepadi Apresiasi Wali Kota Bandarlampung lestarikan budaya Indonesia
Minggu, 23 Februari 2020 11:31 Wib
SBY: Museum di Pacitan amanah Ani Yudhoyono
Sabtu, 22 Februari 2020 18:06 Wib
Soal turis China dan virus Corona, Luhut: Cuma dua juta kok ribut
Kamis, 20 Februari 2020 20:51 Wib
Film "Mulan" raih peringkat PG-13
Kamis, 20 Februari 2020 9:11 Wib
Wisata Tanjung Sinubung Natuna
Senin, 17 Februari 2020 8:35 Wib