Sulteng akan fokus kembangkan industri beton pracetak.

id Hasanuddin Atjo,Bappeda Sulteng,beton pracetak

Sulteng akan fokus kembangkan industri beton pracetak.

Pemandangan dari udara di Teluk Palu dengan pegunungan sebelah barat yang semakin gundul akibat penambangan bahan galian C. (Antaranews Sulteng/Istimewa)

Kita harus mengurangi bahkan kalau bisa menghentikan penjualan bahan tambang galian C dalam bentuk mentah dengan beralih ke industri pracetak agar nilai tambahnya signifikan
Palu (ANTARA) - Provinsi Sulawesi Tengah dalam kurun waktu 2020-2024 akan fokus mengembangkan industri pracetak beton dengan bahan baku hasil tambang galian C yang selama ini diperdagangkan dalam bentuk bahan mentah.

"Kita harus mengurangi bahkan kalau bisa menghentikan penjualan bahan tambang galian C dalam bentuk mentah dengan beralih ke industri pracetak agar nilai tambahnya signifikan," kata Kepala Bappeda Sulteng Hasanuddin Atjo saat dihubungi di Palu, Rabu.

Menurut dia, bahan tambang galian C yang sentra usahanya terletak di pegunungan sepanjang pesisir Teluk Palu selama ini telah banyak dijual antarpulau dalam bentuk bahan baku untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di berbagai daerah, utamanya Pulau Kalimantan.

"Kalau ibukota negara dipindahkan ke Kalimantan maka potensi pasar bahan tambang galian C dari Palu dan Donggala ini akan semakin besar, namun seyogianya tidak mengirim bahan mentah lagi tetapi mulai dalam bentuk beton pracetak," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2020-2024, pihaknya sudah menetapkan lima fokus pembangunan daerah ini yakni pertama pengembangan industri pertanian, perikanan, kehutanan yang terintegrasi dengan KEK Palu dan pariwisata.

Fokus kedua; pengembangan industri pracetak galian C, ketiga; industri metal dan logam di Morowali, keempat; industri minyak dan gas di Banggai serta keempat; penataan sistem logistik.

"Pembangunan fisik baik infrastruktur maupun sarana perkantoran untuk ibu kota baru Indonesia di Kalimantan nanti pasti membutuhkan beton pracetak yang sangat banyak. Ini peluang besar bagi Sulteng untuk meningkatkan nilai tambah hasil tambang galian C dari Palu dan Donggala," ujarnya.

Baca juga : Gubernur Sulteng usulkan pembangunan tol Tambu-Kasimbar dalam RPJMN 2020-2024

Menurut mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng ini, Sulteng memiliki daya saing yang tinggi untuk merebut pasar beton pracetak untuk pembangunan ibu kota baru NKRI nanti karena letaknya sangat berdekatan dengan Kalimantan sebab waktu pelayaran hanya sekitar 10 jam untuk kapal berkecepatan 20 knot/jam.

Kebutuhan mendesak Sulteng untuk memanfaatkan peluang tersebut adalah menyiapkan skema kerja sama pemerintah dan dunia usaha, dimana pemerintah membuatkan studi kelayakan hingga rencana aksinya dan selanjutnya dieksekusi oleh pengusaha.

Guna menopang program industrialisasi tersebut, Bappeda Sulteng sudah menyusun rencana pengembangan sumber daya manusia 2020-2024 dengan prioritas utama pada pendidikan vokasi.

Berdasarkan data Asosiasi Pengusaha Industri Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I), kapasitas produksi beton pracetak setiap tahun meningkat dari 25,3 juta ton pada 2015 menjadi 35 juta ton pada 2017.

Bahkan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, yang mengandalkan bahan baku galian C berupa batu kerikil dan pasir dari Donggala dan Kota Palu, kini telah memiliki industri beton pracetak, sementara Sulteng sendiri belum ada.