Sekjen PBB janji bantu transisi energi untuk Indonesia

id Perubahan Iklim,COP25,EBT

Sekjen PBB janji bantu transisi energi untuk Indonesia

Salah satu pembangkit listrik sumber energi baru terbarukan (EBT) memanfaatkan tenaga surya atau PLTS yang dibangun PT PLN (Persero) di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. ANTARA/HO-Humas PT PLN

António Gutteres menganggap Indonesia penting di tataran pengendalian perubahan iklim dunia. Dan dia mendukung Indonesia menuju proses transisi energi baru terbarukan

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong mengatakan Sekjen PBB António Gutteres berjanji membantu Indonesia untuk melakukan transisi energi.

“António Gutteres menganggap Indonesia penting di tataran pengendalian perubahan iklim dunia. Dan dia mendukung Indonesia menuju proses transisi energi baru terbarukan,” kata Alue Dohong usai mengikuti Koordinasi Strategi Pengendalian Karhutla tingkat Daops 2020 di Jakarta, Kamis.

Jadi, menurut dia, Sekjen PBB ingin membantu Indonesia dengan transfer teknologi, finansial, dari negara-negara yang sudah sukses melakukan transisi energi fosil ke energi baru terbarukan.
 

Selaku Ketua Delegasi Republik Indonesia (Delri) untuk Conference of Parties 25 (COP25) UNFCCC di Madrid, Spanyol, pada Kamis (12/13), Wamen LHK melakukan pertemuan pertemuan bilateral dengan Sekjen PBB, yang didampingi Executive Secretary UNFCCC Patricia Espinosa beserta jajarannya.

Sebelumnya Alue mengatakan dalam pertemuan tersebut Sekjen PBB memberikan respon positif tentang Indonesia terkait kebijakan dan implementasi Nationally Determined Contributions (NDC).

Sekjen PBB mendukung kebijakan transisi energi Indonesia, setelah mendapat penjelasan darinya, kata Wamen LHK.

Dari sana, Sekjen PBB mengatakan akan memfasilitasi negara-negara lain untuk membantu Indonesia mewujudkan NDC, termasuk transisi energi ke energi baru terbarukan.

Selaku Kepala Delri, Alue mengatakan dirinya bersyukur karena diundang langsung Oleh Sekjen PBB untuk melakukan rapat bilateral bersama Executive Secretary UNFCCC di mana hanya sedikit negara yang diberikan kesempatan bertemu.

“Saya dan tim diterima setelah beliau menerima politikus sekaligus mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Senator John Kerry,” ujar Alue.

Baca juga: COP25 UNFCCC: Luas hutan mangrove Indonesia meningkat
Baca juga: Dubes Uni Eropa jelaskan perubahan iklim menjadi prioritas Erasmus+ 2020
Baca juga: KLHK-FAO jajaki kerja sama perkuat pengendalian perubahan iklim
Baca juga: Target NDC potensi penurunan emisi dari Perhutanan Sosial 34,6 persen