Palu (ANTARA) - Perum Bulog pada musim panen (MP) 2020 menargetkan pembelian beras untuk kebutuhan stok nasional di Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 25.000 ton, turun diandingkan sebelumnya yang mencapai 32.000 ton.
Kepala Perum Bulog Sulteng melalui Kabid Pengadaan dan OPP, Amir Sube di Palu, Senin mengatakan rencana pembelian beras sebanyak itu disesuaikan dengan kondisi yang ada dimana beberapa sentra produksi beras di daerah ini pada 2018 mengalami kerusakan irigasi sehingga sangat berpengaruh terhadap produksi.
Ia mengatakan realisasi pengadaan beras di Sulteng pada MP 2019 mencapai 20.000 ton atau sekitar 60 persen dari target yang ditetapkan.
Menurut dia, salah satu faktor tidak tercapainya pengadaan beras di Sulteng pada tahun kemarin, karena adanya bencana alam gempabumi pada 28 September 2018 yang mengakibatkan banyak lahan persawahaan mengalami kerusakan dan juga irigasi rusak.
"Kita berharap pada MP 2020 ini produksi petani di Sulteng akan kembali meningkat lagi," harap dia.
Bulog membeli beras petani dengan standar kualitas yang telah ditentukan.
"Kita tidak asal membeli, tetapi beras yang akan diserap Bulog tentunya kualitas sesuai persyaratan," ujarnya.
Menjawab pertanyaan, Amir mengatakan harga pembelian Bulog tetap mengacu kepada harga yang ditetapkan dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2015.
Hingga kini, lanjut dia, belum ada penyesuaian standar harga beras/gabah pembelian Bulog.
Karena itu, dalam membeli beras/gabah petani, Bulog tetap menggunakan harga beras/gabah sesuai dengan Inpres Nomor 5 Tahun 2015.
Menghadapi musim panen ke depan ini, Bulog telah mempersiapkan diri, termasuk gudang-gudang Bulog di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sulteng siap untuk menampung hasil pembelian beras produksi petani lokal.
"Kita utamakan membeli beras produksi petani lokal. Dengan catatan harus memenuhi standar mutu yang sudah ditetapkan," ujar Amir.
Masalah gudang penampungan beras, Amir menjamin cukup memadai. Kalau soal gudang, tidak ada masalah karena kapasitas gudang yang ada sekarang ini dan tersebar di sejumlah daerah di Sulteng masih sangat memadai.
Sementara hasil pantauan di pasar-pasar tradisional di Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng, stok beras dikuasai pedagang cukup banyak dan harga relatif stabil dan terkendali.
Harga beras medium berkisar Rp9.000an per kilogram dan beras premium bervariasi antara Rp10.000 s/d Rp12.000/kg.
Pemerintah pusat menetapkan harga eceran tertinggi (HET) beras jenis medium di tingkat pengecer sebesar Rp9.450/kg dan beras premium Rp12.800/kg. ***1***
(T.BK03/)
Berita Terkait
OJK ajak para generasi muda Sulteng manfaatkan layanan asuransi
Jumat, 26 April 2024 16:07 Wib
Kemenkumham: Gernas BBI-BBWI tingkatkan UMKM masuk ekosistem digital
Jumat, 26 April 2024 15:02 Wib
Gubernur: Otonomi daerah tingkatkan kemajuan pembangunan di Sulteng
Jumat, 26 April 2024 14:39 Wib
Sulawesi Tengah promosikan enam sektor unggulan lewat Sulteng Expo
Jumat, 26 April 2024 14:29 Wib
Kementerian Investasi/BKPM dukung Sulteng Expo 2024 tingkatkan investasi
Jumat, 26 April 2024 1:50 Wib
Bupati Parigi Moutong: Otonomi daerah berkelanjutan menuju ekonomi hijau
Jumat, 26 April 2024 1:12 Wib
Pemprov-Sulteng promosi potensi unggulan daerah lewat Sulteng Expo
Jumat, 26 April 2024 1:11 Wib
BKPM: Perusahaan PMA dan PMDN kolaborasi UMKM untuk penguatan ekonomi
Jumat, 26 April 2024 1:10 Wib