Sulteng Potensial Untuk Pengembangan Kedelai

id kedelai, petani

Sulteng Potensial Untuk Pengembangan Kedelai

Seorang petani sedang panen kedelai (ANTARANews)

Kondisi tanah dan iklim sangat mendukung. Hanya saja petani belum bergairah menanam kedelai
Palu,  (antarasulteng.com) - Sulawesi Tengah dinilai potensial bagi pengembangan tanaman pangan termasuk kadelai untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri yang harganya setiap tahun terus mengalami peningkatan.

"Kondisi tanah dan iklim sangat mendukung. Hanya saja petani belum bergairah menanam kedelai," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Sulteng Abdullah Kawulusan di Palu, Sabtu.

Ia mengatakan luas areal lahan yang berpotensi untuk lokasi pengembangan kadelai di Sulteng saat ini mencapai 1.300.043 hektare lahan kering.

"Sementara luas areal lahan pengembangan kedelai pada daerah irigasi 158.272 hektare," ujarnya.

Menurut dia, jika potensi tersebut dioptimalkan untuk budidaya tanaman kedelai dipastikan Sulteng tidak akan pernah mengalami kekurangan komoditas itu.

Sebaliknya, Sulteng akan menjadi daerah yang mampu menyuplai kedelai untuk kebutuhan daerah lainnya di Tanah Air.

Pengembangan kedelai di daerah ini tentu tergantung kepada petani. Meski pemerintah setiap tahun mendorong mereka mengembangkan kedelai dalam jumlah besar, tetapi tanpa mendapat respons positif dari petani tidak akan berhasil.

"Sekarang bagaimana memberikan dorongan dan mengubah pola pikir petani agar mereka mau menanam kedelai. Selain itu, pemerintah juga harus menetapkan standar harga yang layak untuk kedelai di pasaran, sama seperti beras ada HPP (harga patokan pemerintah)," katanya.

Ia mengatakan, impor kedelai yang selama ini cukup besar harus dikurangi agar para produsen tahu dan tempe dalam negeri menggunakan kedelai produksi petani.

Selama ini akibat impor kedelai cukup besar, produsen tahu dan tempe kebanyakan lebih memilih membeli kedelai impor dibandingkan produksi petani.

Mantan Kepala Dinas Pertanian Sulteng itu juga mengatakan pertumbuhan produksi kedelai Sulawesi Tengah selama lima tahun terakhir cukup signifikan.

"Setiap tahun produksi kedelai di Sulteng di atas 4.000 ton biji kering," katanya.

Memang jika diperhitungkan dengan kebutuhan konsumsi lokal, kata Abdullah, produksi kedelai petani Sulteng masih mencukupi kebutuhan masyarakat.

"Tetapi mengingat kebutuhan masyarakat setiap tahun mengalami peningkatan, untuk mengantisipasinya pemerintah perlu terus meningkatkan luas lahan serta produktivitas tanaman tersebut," katanya.

Sulteng jika ditinjau dari aspek luas lahan maupun kesesuaian iklim serta sumber daya manusia sangat mendukung untuk budidaya kedelai.

Potensi besar lahan untuk pengembangan tanaman kedelai di Sulteng terdapat di Kabupaten Perigi Moutong, Tolitoli, Banggai, Morowali, Tojo Una-Una dan Donggala.

Di kabupaten-kabupaten tersebut sangat memungkinkan untuk pengembangan kedelai secara besar-besaran. Harga kedelai di Palu saat ini mencapai Rp9.000/kilogram.(skd)