Palu, (antarasulteng.com) - Panglima Kodam VII/Wirabuana Mayjen TNI
Bachtiar mengemukakan penanganan kasus terorisme di Kabupaten Poso
membutuhkan sinergi semua pihak agar segera selesai.
Bachtiar usai rapat koordinasi di Palu, Kamis, mengatakan sinergi
tersebut antara lain dari TNI, Polri, pemerintah daerah, tokoh
masyarakat, tokoh agama, dan pihak lainnya.
"Kita tidak bisa bertindak sendiri-sendiri, harus bekerja sama," katanya.
Saat ini pemerintah mengupayakan kesejahteraan masyarakat agar
mereka tidak mudah terprovokasi untuk membantu aktivitas terorisme,
katanya.
Bantuan kesejahteraan itu bisa di bidang pertanian, pendidikan, kesehatan, dan bidang lainnya, kata dia.
Sementara Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Sudarto mengatakan
pemerintah daerah akan mendata penduduk untuk diberikan bantuan,
terutama yang berada di sekitar lokasi pencarian kelompok teroris.
Selama ini, masyarakat ketakutan untuk berkebun atau bertani terkait ancaman teroris yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
Pada awal Januari 2015, tiga warga Poso yang berada di pinggir hutan tewas dibunuh kelompok teroris yang dipimpin Santoso.
Kondisi tersebut menjadikan warga takut untuj beraktivitas di kebun.
Namun demikian pihak keamanan menjamin warga yang akan berkebun dengan
memberikan pengawalan.
Saat ini seribuan personel gabungan masih berada di Kabupaten Poso
untuk meringkus kawanan teroris yang jumlahnya sekitar 20 orang.
Kelompok berbahaya tersebut saat ini masih bersembunyi di tengah hutan dengan kuas sekitar 60 kilometer persegi. (skd)
Pangdam: Penanganan Terorisme Di Poso Butuh Sinergi
Kita tidak bisa bertindak sendiri-sendiri, harus bekerja sama