Pemkot Palu sarankan huntap Duyu jadi perkebunan anggur skala rumahan

id PUPR, huntap, relokasi kawasan, balaiperumahan, gempampalu, Sulteng

Pemkot Palu sarankan huntap Duyu  jadi perkebunan anggur skala rumahan

Kepala Balai Prasarana dan Pemukiman Sulawesi Tengah, Ferdi Kana Lo (kiri). ANTARA/Moh Ridwan

Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kota Palu menyarankan agar kawasan hunian tetap (huntap) di Kelurahan Duyu, di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah itu menjadi pusat perkebunan anggur berskala rumahan.

"Atas dasar usulan Pemerintah Kota Palu, kami upayakan mengakomodasi masyarakat penghuni huntap, tinggal disepakati bersama berapa luas lahan dimanfaatkan untuk rencana perkebunan ini," kata Kepala Balai Prasarana dan Pemukiman Sulawesi Tengah Ferdi Kana Lo, di Palu, Rabu.

Menurut dia, usulan Pemkot Palu cukup menarik untuk dikembangkan, seiring dengan pengembangan struktur bangunan oleh warga penghuni huntap sekaligus menambah ruang terbuka hijau di kawasan hunian yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu.

Dia mengatakan jika warga ingin mengembangkan hunian tersebut, pihaknya menyarankan agar berkoordinasi dengan Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Sulawesi II untuk desain bangunan tambahan.

"Warga penghuni huntap pasti butuh dapur dan teras. Maka untuk pengembangan bangunan tambahan kami harapkan agar tidak terkesan kumuh, sehingga kami menyarankan berkoordinasi dengan Balai Perumahan memfasilitasi desain bangunan, hal ini juga sejalan dengan rencana penataan perkebunan anggur di kawasan itu," ujar Ferdi.

Dia mengemukakan, dari laporan diterima pihaknya, Kelurahan Duyu memiliki perkebunan anggur dengan varietas unggul, sehingga Pemkot Palu menyarankan kepada PUPR menjadikan lokasi relokasi berbasis kawasan di wilayah tersebut dimanfaatkan untuk pusat perkebunan skala rumahan.

Sehingga, dimungkinkan PUPR akan bermitra dengan pelaku pembudidaya komoditas tersebut untuk kegiatan pendampingan warga penghuni huntap, termasuk menggandeng Dinas Pertanian setempat.

"Kami juga memiliki keterbatasan anggaran untuk menyediakan komponen pendukung rencana perkebunan skala rumahan ini, tetapi untuk penyediaan bibit kami upayakan pengadaannya," ucap Ferdi.

Dia memaparkan, di lokasi relokasi berbasis kawasan huntap Kelurahan Duyu, PUPR membangun sebanyak 230 hunian di atas lahan seluas 36 hektare yang diperuntukkan kepada penyintas korban gempa, tsunami dan likuefaksi Palu serta penghunian tahap satu sudah diisi sekitar 108 kepala keluarga.

Rencananya, akhir Februari 2021 penghunian tahap dua terhadap 122 hunian bisa terpenuhi.

"Sekarang tinggal proses finishing, target penghunian oleh PUPR kepada warga penyintas yang terdaftar di huntap Duyu semuanya terisi di akhir bulan ini," demikian Ferdi.