Palu (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Palu mengumumkan waktu hari tanpa bayangan yang akan terjadi di hampir seluruh wilayah Sulawesi Tengah, pada bulan Maret 2021.
"Fenomena ini peristiwa normal, karena bumi selalu mengelilingi matahari. Cahaya matahari tepat di ekuator, tepat di Indonesia, itu dua kali dalam setahun," kata Ambinari Rachmi Putri, Forcaster BMKH Meteorologi Palu, Senin.
Baca juga: Meneropong Peristiwa Langka Gerhana Matahari Total
Hari tanpa bayangan periode pertama tersebut diprediksi akan dimulai pada tanggal 14/3 hingga 23/3.
Fenomena hari tanpa bayangan ini adalah ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit serta berada di titik zenit.
Akibatnya, bayangan benda tegak tidak akan terlihat, karena tertumpuk dengan benda itu sendiri. Hari tanpa bayangan ini juga disebut hari Kulminasi Utama.
"Tidak ada dampaknya, tapi biasa fenomena ini dipakai peneliti untuk mengukur luas keliling bumi," jelasnya
Hampir seluruh kabupaten dan kota yang ada di Sulawesi Tengah akan terjadi fenomena tersebut, namun dengan waktu yang tidak bersamaan.
"Ini periode pertama terjadi Maret. Kalau periode ke dua antara September dan Oktober," tambahnya.
Baca juga: Gebyar Budaya Sambut Wisatawan Gerhana Matahari Total
Berikut jadwal hari tanpa bayangan yang kemungkinan terjadi di kabupaten/kota di Sulawesi Tengah, sesuai prediksi BMKG :
-Kabupaten Morowali, Bungku : 14/03/2021 Pukul 12:01:20 WITA.
-Kabupaten Morowali Utara, Kolonedale :15/03/2021 Pukul 12:03:36 WITA.
-Banggai : 16/03/2021 Pukul 11:54:40 WITA
-Salakan :17/03/2021 Pukul 11:55:13 WITA
-Poso : 17/03/2022 Pukul 12:05:22 WITA
-Ampana :18/03/2021 Pukul 12:01:45 WITA
-Parigi : 18/03/2021 Pukul 12:07:24 WITA.
-Sigi Biromaru : 18/03/2021 Pukul 12:08:36 WITA.
-Kota Palu Pukul : 18/03/2021 Pukul 12:08:41 WITA.
-Donggala, Banawa : 19/03/2021 pukul 12:08:50 WITA.
-Buol : 23/03/2021 pukul 12:00:52 WITA
-Toli-Toli : 23/03/2021 pukul 12:03:21 WITA.
BMKG umumkan waktu hari tanpa bayangan di wilayah Sulteng
Sejumlah warga Palu berolahraga di Lapangan Vatulemo Kota Palu. Foto : ANTARA/ Rangga Musabar)
Fenomena ini peristiwa normal, karena bumi selalu mengelilingi matahari. Cahaya matahari tepat di ekuator, tepat di Indonesia, itu dua kali dalam setahun
