Pemkab Parimo tunda sekolah tatap muka karena tingginya kasus COVID-19

id Belajar, tatap muka, pemkabparimo, Disdikbud, Parigi Moutong, Sulteng,Daring

Pemkab Parimo  tunda sekolah tatap muka karena tingginya kasus COVID-19

Ilustrasi- Seorang siswa mengirim tugas menggambar dengan telepon pintarnya dalam pembelajaran daring. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww

Parigi Moutong, Sulawesi Tenga (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, terpaksa menunda kembali kegiatan sekolah tatap muka karena masih tingginya angka kasus positif COVID-19 di sana.

"Rencananya belajar tatap muka di sekolah di mulai tanggal 12 Juli 2021, tetapi dengan adanya pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro maka rencana ini ditunda," kata Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Parigi Moutong Sunarti di Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat.

Ia menjelaskan bahwa penundaan kegiatan belajar mengajar tatap muka sesuai instruksi Pemerintah Provinsi Sulteng melalui surat edaran gubernur. Oleh karena itu, mereka harus melakukan penyesuaian serta menata kembali rencana tersebut.

Rencananya, menurut Sunarti, Disdikbud Parigi Moutong akan mengadakan pertemuan dengan para pihak membahas tindak lanjut dan langkah strategis jika kasus COVID-19 sudah mereda.

Selain itu, ia mengatakan mereka juga telah berkoordinasi dengan Bupati Parigi Moutong Samsurizal Tombolotutu. "Jawaban bupati agar instansi terkait menyesuaikan surat edaran Gubernur Sulteng dalam rangka menekan laju penularan virus corona".



"Hasil pertemuan itu nanti selanjutnya di tuangkan dalam surat edaran bupati untuk disampaikan kepada satuan pendidikan di kabupaten itu," ujar Sunarti.

Penundaan kegiatan belajar mengajar tatap muka, katanya, terpaksa dilakukan pada situasi saat ini, sebab lonjakan kasus secara nasional terus menunjukkan tren kenaikan.

Hingga kini, menurut dia, mereka belum mendapat informasi jelas terhadap status penyebaran COVID-19 di Parigi Moutong apakah berada di zona oranye, kuning, hijau atau merah.

"Informasi penyebaran COVID-19 ini penting, agar pemetaan ulang bisa tergambar wilayah-wilayah mana saja yang masih steril, dalam artian tingkat penyebarannya rendah," kata Sunarti.

Ia mengatakan meski belajar tatap muka di tunda bukan berarti kegiatan belajar mengajar ditiadakan. Kegiatan itu tetap berjalan menggunakan metode daring seperti yang telah dilaksanakan selama ini di masa pandemi.