Sulteng mulai bersiap jadi penyuplai sapi bagi Kalimantan Timur

id sapi buol,pemprov sulteng,pemkab buol,rusdy mastura,amirudin rauf,budidaya sapi

Sulteng mulai bersiap jadi penyuplai sapi bagi Kalimantan Timur

Bupati Buol Amirudin Rauf meninjau perkembangan budidaya peternakan sapi dengan metode inseminasi buatan di mini ranch, di Buol. (ANTARA/HO-Humas Setda Pemkab Buol)

Palu (ANTARA) - Rencana perpindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur, menjadi satu peluang ekonomi yang dimanfaatkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah untuk menjadi penyuplai kebutuhan pangan khususnya daging sapi.

Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Ma'mun Amir mengemukakan perpindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur memberikan dampak ekonomi yang sangat besar terhadap Sulteng.

Salah satu sektor yang sangat potensial berdampak langsung terhadap ekonomi daerah dan masyarakat yaitu pengembangan budidaya peternakan sapi.

Pemprov Sulteng meyakini bahwa perpindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur secara otomatis berdampak langsung terhadap populasi dan peningkatan jumlah penduduk, serta meningkatnya kebutuhan pangan masyarakat.

"Maka ini adalah peluang besar yang harus dimanfaatkan dengan baik, demi peningkatan ekonomi masyarakat dan daerah," katanya.

Salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah yang saat ini sedang mengoptimalkan peningkatan kualitas dan kuantitas sapi adalah Kabupaten Buol.

Jumlah populasi sapi di Kabupaten Buol saat ini sebanyak 40.000 dan ditargetkan pada tahun 2022 peningkatan populasi sapi di Buol mencapai angka 50.000.

Pemprov mendorong pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Buol untuk terus melakukan pengembangan budidaya peternakan sapi baik secara tradisional maupun dengan pendekatan teknologi.

"Pengembangan budidaya peternakan sapi harus dilakukan secara serius, sehingga tidak hanya menghasilkan peningkatan dari sisi kuantitas, tetapi juga dari sisi kualitas dan mutu," sebutnya.

Pemprov Sulteng meyakini bahwa dengan peningkatan kuantitas sapi yang signifikan, serta diikutkan dengan kualitas yang baik, maka sapi dari Sulteng akan dapat menembus pasar nasional dan internasional.

Pendekatan Teknologi

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menargetkan Kabupaten Buol menjadi sentral pengembangan sapi di wilayah provinsi itu, sebagai bentuk persiapan menjadi penyangga kebutuhan pangan Kalimantan Timur, seiring dengan perpindahan ibu kota negara ke Kaltim.

Maka penguatan sinergitas antara Pemprov Sulteng dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Buol mulai dibangun, untuk optimalisasi budidaya peternakan sapi.

Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura mengemukakan pengembangan budidaya peternakan sapi perlu dilakukan dengan sentuhan teknologi, untuk mendongkrak populasi dan kualitas.

Hal itu seiring dengan konsep yang ditawarkan oleh Bupati Buol Amirudin Rauf, di mana perlu adanya semacam Balai Embrio Ternak (BET) dalam pengembangan sapi.

Konsep itu disampaikan Amirudin Rauf kepada Gubernur Rusdy Mastura, setelah Amirudin Rauf melakukan studi banding di Balai Embrio Ternak Kementerian Pertanian yang terletak di Cipelang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Salah satu misi dari BET Cipelang adalah optimalisasi resipien guna meningkatkan kelahiran hasil transfer embrio (TE) untuk penyediaan bibit sapi unggul, serta meningkatkan pemanfaatan sapi lokal sebagai sumber benih, bibit dan pelestarian plasma nutfah.

Selain itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Buol juga memiliki mini ranch dalam budidaya peternakan sapi. Metode inseminasi buatan atau kawin silang antara sapi lokal dengan sapi ongole dan sapi limousin dilakukan oleh Pemkab Buol pada mini ranch yang dimiliki.

Mini ranch juga berfungsi untuk mengedukasi petani dan peternak tentang bagaimana beternak sapi yang baik, hingga bagaimana mengelola kotoran sapi menjadi pupuk kandang dan biogas.

"Mini ranch ini juga mengajarkan kepada petani, peternak tentang bagaimana membudidaya rumput pakan ternak sapi, agar sapi bisa tumbuh dengan kualitas yang baik," kata Amirudin Rauf.

Peningkatan populasi sapi menjadi satu program prioritas sektor peternakan Pemerintah Daerah Kabupaten Buol, guna meningkatkan ketahanan pangan dan membangun kemandirian ekonomi peternak dan petani.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Buol Agus Salim Agussalim mengatakan petani dan peternak perlu mengetahui tentang pemanfaatan kotoran sapi menjadi pupuk dan budidaya rumput pakan ternak.

"Mini ranch atau peternakan terintegrasi ditujukan untuk menjadi “sekolah lapangan” bagi peternak, baik dalam pola perkembangbiakan, budidaya pakan sapi, dan pembuatan industri pupuk organik," ujarnya.

Kata dia, pata petani dan peternak sapi dari tiap desa akan di latih di mini ranch terkait hal-hal pengelolaan dan pembuatan pakan, teknik budidaya dan perkembangbiakan sapi.

Dukungan

Optimalisasi budidaya peternakan sapi dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Buol dengan menggagas program satu orang satu sapi (one man one cow).

Program ini mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah. Gubernur Sulteng Rusdy Mastura memerintahkan Dinas Perkebunan dan Peternakan segera mengalokasikan anggaran bantuan berupa sapi sejumlah 1.100 ekor di tahun 2022, untuk Kabupaten Buol.

Bantuan yang diberikan oleh Pemprov Sulteng, sekaligus untuk menunjang Kabupaten Buol sebagai sentra pengembangan peternakan sapi yang dilakukan berbasis kelompok, namun dengan pendekatan teknologi.

Gubernur Rusdy Mastura mengatakan bahwa Pemprov Sulteng akan memberikan dukungan anggaran kepada kabupaten/kota di Sulteng, masing-masing mendapat bantuan dana Rp100 miliar.

Menurut Gubernur Rusdy Mastura bantuan dana hibah senilai Rp100 miliar itu, sangat dimungkinkan untuk menopang program one man one cow (satu orang satu sapi) yang dicetus oleh Pemkab Buol, yang salah satu tujuannya menjadikan Buol sebagai penyuplai logisitk khususnya daging sapi untuk Kalimantan Timur dan kawasan Timur Indonesia.

Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah Moh Faizal Lahadja mendukung Pemprov Sulteng menjadikan Kabupaten Buol sebagai sentra atau pusat pengembangan peternakan sapi berbasis teknologi.

Moh Faizal Lahadja menilai gagasan pembangunan pembangunan untuk menjadikan Buol sebagai sentra pengembangan sapi, sebagai upaya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pada sektor pertanian dan peternakan.

Karena itu, Moh Faizal dan Zainal Daud akan mengawal pengembangan peterakan sapi berbasis tekhnologi, sebagai pemberdayaan masyarakat di Buol untuk pembangunann kesejahteraan.

Bupati Buol Amirudin Rauf mengemukakan pengembangan sapi di daerah yang dipimpinnya, juga mendapat dukungan dari Balai Embrio Ternak Kementerian Pertanian yang terletak di Cipelang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Pihak BET Cipelang Insya Allah akan ke Buol. Pemda Buol cukup dengan mengirim surat ke Dirjen di Kementerian Pertania dan tembusannya ke BET. Pihak BET Cipelang akan mengembangkan mini ranch di Buol, juga mengundang tenaga-tenaga teknis untuk datang magang belajar di BET Cipelang," katanya.
Bupati Buol Amirudin Rauf berbincang dengan Kepala Balai Embrio Ternak (BET) Kementerian Pertanian Oloan Parlindungan di mini ranch, di lokasi BET di Cipelang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (ANTARA/HO-Humas Setda Pemkab Buol)