Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Bupati Sigi Mohamad Irwan mengemukakan perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan sebagai satu pendekatan mitigasi dalam mengurangi risiko bencana alam maupun non-alam.
"Ini penting, agar bencana alam seperti gempa bumi risikonya dapat diminimalisir," ucap Bupati Sigi Mohamad Irwan, di Sigi, Sulteng, Selasa (17/5).
Pernyataan Bupati Sigi Mohamad Irwan seiring dengan rencana pelaksanaan platform global untuk pengurangan risiko bencana atau Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR).
GPDRR merupakan kegiatan dua tahunan yang digagas oleh Badan Pengurangan Risiko Bencana atau United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan GPDRR yang akan dilaksanakan di Bali, 23 - 28 Mei 2022.
Ia mengemukakan bencana alam seperti gempa bumi tidak bisa ditiadakan oleh manusia, namun risiko dampak bencana bisa diminimalisasi oleh manusia, salah satunya dengan pendekatan kearifan lokal dan teknologi, utamanya terkait dengan pembangunan hunian tetap permanen atau bangunan lainnya.
Ia menerangkan saat ini perkembangan metode pembangunan rumah yang aman dan nyaman serta ramah gempa, terus berkembang.
Dahulu banyak orang menggunakan kayu untuk kusen, daun pintu, atau jendela serta rangka atap, saat membangun rumah atau bangunan lainnya.
Namun, ujar dia, berkat perkembangan teknologi perlahan-lahan penggunaan kayu mulai ditinggalkan dan diganti dengan baja ringan.
"Hal ini sekaligus untuk mengurangi pembalakan hutan secara ilegal di bagian hulu," ujarnya.
Demikian juga perkembangan struktur rumah tinggal yang selama ini menggunakan metode konstruksi konvensional, yaitu semua tulangan memakai besi beton, katanya, sekarang berkembang dengan menggunakan kawat anyam di mana metode konstruksi ini disebut metode konstruksi ferosemen.
Di samping itu, menurut dia, pendekatan budaya kearifan lokal juga penting dalam penanggulangan dampak bencana alam, seperti menerapkan hukum adat untuk larangan kepada masyarakat agar tidak menebang pohon di wilayah hutan dan pegunungan, serta bantaran sungai.
"Forum GPDRR diharapkan menghasilkan rekomendasi dan kerangka, seperti kerangka Sendai, yang menjadi acuan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana," ujarnya.
Berita Terkait
Palu dorong GPDRR akomodir pendekatan budaya kurangi risiko bencana
Jumat, 27 Mei 2022 10:03 Wib
Pemkot Palu bicara pemulihan pascabencana rangkaian GPDRR di Bali
Kamis, 26 Mei 2022 17:41 Wib
Jokowi bunyikan kulkul Bali buka GPDRR 2022
Rabu, 25 Mei 2022 15:01 Wib
Menlu: Indonesia ingin tunjukkan kepemimpinan di isu kebencanaan
Rabu, 25 Mei 2022 8:51 Wib
Melihat kearifan Suku Sasak dalam mitigasi bencana
Minggu, 22 Mei 2022 19:32 Wib
Perempuan didorong keterlibatannya dalam penanggulangan bencana
Minggu, 22 Mei 2022 19:31 Wib
Budayawan: GPDRR momentum kampanye mitigasi berbasis kearifan lokal
Kamis, 19 Mei 2022 17:05 Wib
Informasi kebencanaan tunjang pengurangan dampak bencana
Kamis, 19 Mei 2022 8:33 Wib