Palu, (antarasulteng.com) - Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Tengah, Jemmy Hosan mengatakan pengusaha di daerah setempat masih enggan masuk ke bisnis berbasis kelautan dan perikanan karena bisnis di sektor ini dianggap berisiko tinggi.
"Rata-rata pengusaha kita belum terbiasa dengan bisnis ini (sektor kelautan dan perikanan," kata Jemmy di Palu, Rabu, menanggapi peluang investasi di sektor kelautan dan perikanan di daerah itu.
Meski demikian Jemmy mengatakan sejumlah pengusaha sudah pernah berniat untuk berinvestasi di sektor perikanan tersebut namun belum dapat diwujudkan.
Kadin berharap Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah tidak henti-hentinya memberikan pendidikan dan sosialisasi peluang usaha kepada para pelaku bisnis di Sulawesi Tengah.
Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruk (LPJK) Provinsi Sulawesi Tengah itu mengatakan Kadin sangat memberikan apresiasi atas berbagai terobosan melalui berbagai inovasi teknologi yang telah dikembangkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah.
Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah Hasanuddin Atjo mengatakan pemerintah daerah telah membuat peta jalan pembangunan kelautan dan perikanan serta rencana bisnis di daerah tersebut karena wilayah ini memiliki potensi bisnis paling besar dengan daya dukung pesisir mencapai 14.300 kilometer.
Karena kemampuan dalam perencanaan dan implementasi program pembangunan kelautan dan perikanan Sulawesi Tengah tersebut Kementerian Kelautan dan Perikanan menetapkan Dinas Kelautan dan Perikanan di provinsi itu sebagai satuan kerja terbaik nasional 2015 di sektor perikanan tangkap.
Salah satu sistem yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah adalah Sistem Logistik Ikan Nasional (Slin) regional Sulawesi Tengah.
Slin didukung dengan dua jalur strategis yakni wilayah Sulawesi Tengah bagian timur dan bagian barat.
Di jalur bagian barat kata didukung dengan empat pelabuhan perikanan yakni PPI Donggala, PPI Paranggi di Kabupaten Parigi Moutong, Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) dan Ogotua di Kabupaten Tolitoli. Sedangn Slin di jalur timur didukung dengan PPI Pagimana di Kabupaten Banggai.
Selain peluang investasi di budidaya udang vaname dengan sistem supraintensif, belakangan ini Dinas Kelautan dan Perikanan juga tengah mengembangkan budidaya ikan bandeng dengan sistem keramba di perairan laut di bawah kolong dermaga.
Hal ini telah diujicoba di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Donggala.
Hasanuddin mengatakan inovasi tersebut bahkan menjadi contoh untuk dikembangkan di daerah lain di Indonesia.
Budi daya bandeng di laut dengan sistem keramba tersebut memanfaatkan lokasi yang menganggur sementara daya dukung laut di Sulawesi Tengah sangat luas.
Berita Terkait
Rahmad M Arsyad didampingi kelompok petani saat kembalikan formulir di PDIP
Jumat, 26 April 2024 20:02 Wib
Kadin Jatim ajak Western Sidney University perkuat SDM industri
Rabu, 31 Januari 2024 9:04 Wib
Capres Ganjar janji kembangkan petrokimia dasar bangun industri kesehatan
Jumat, 12 Januari 2024 7:30 Wib
Kadin harap capres perhatikan pembangunan di daerah
Rabu, 10 Januari 2024 14:48 Wib
Kadin Malaysia lirik Balikpapan untuk investasi dukung IKN
Selasa, 9 Januari 2024 7:05 Wib
Kadin Kalbar mendukung Mendag perbaiki tata niaga ekspor kratom
Senin, 4 Desember 2023 13:49 Wib
DPP Partai Golkar tunjuk Rahmad M Arsyad sebagai bakal calon Bupati Donggala
Sabtu, 2 Desember 2023 10:17 Wib
Kadin Donggala masuk 15 besar nominasi penerima KIA tahun 2023
Jumat, 1 Desember 2023 13:11 Wib