"Berdasarkan pantauan kami, petani belum mengoptimalkan penggunaan alat mesin pertanian yang diberikan, yang kemudian membuat lahan garapan tidak meningkat," ucap Kepala Dinas TPH dan Perkebunan Sigi Rahmad Iqbal Nurkhalis, di Sigi, Kamis.
Ia mengatakan satu alat mesin pertanian khususnya traktor dapat menggarap 10 sampai 15 hektare lahan pertanian. Namun, sebagian petani penerima manfaat bantuan alat mesin pertanian belum optimalkan alat mesin yang ada.
"Ini menjadi satu tantangan yang kami hadapi dalam pengembangan dan pencapaian target luas tanam," ujarnya.
Tantangan lainnya yang dihadapi oleh Dinas TPH, kata dia, yaitu minimnya ketersediaan alat mesin pertanian untuk perluasan tanam padi sawah.
Ia menerangkan, luas lahan potensial padi sawah di Kabupaten Sigi seluas 17.393 hektare, sedangkan alat mesin pertanian yang tersedia baru berjumlah 500 unit.
"Ini hanya bisa menjangkau 30 persen dari total luas lahan tersebut," ungkap Rahmad.
Dia mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemkab Sigi untuk meningkatkan ketersediaan alat mesin pertanian yaitu membangun kerja sama dengan CV Karya Hidup Sentosa di Yogyakarta, yang merupakan perusahaan penyedia alat mesin pertanian.
"Kami telah mengunjungi pubrik alat mesin pertanian milik CV Karya Hidup Sentosa di Jogjakarta untuk lebih memperkuat kerja sama terkait dengan dukungan alat mesin pertanian untuk petani," ucapnya.
Selain itu, ia menguraikan, pihaknya juga telah bermohon kepada Pemprov Sulteng dan Kementerian Pertanian terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan alsintan di Sigi.
Sementara itu Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi mengatakan pemenuhan sarana alat mesin pertanian untuk petani menjadi prioritas pemerintah daerah.
"Upaya-upaya yang kami lakukan yakni mengalokasikan APBD untuk belanja alsintan, kemudian bekerja sama dengan Pemprov Sulteng serta Pemerintah Pusat," ungkap Samuel Yansen Pongi.
