FKUB libatkan tokoh agama bahas strategi peningkatan kerukunan

id Zainal abidin,Dialog kerukunan antar majelis agama,Fkub sulteng,Fkub,Harmonisasi antar agama,Kerukunan umat beragama

FKUB libatkan tokoh agama bahas strategi peningkatan kerukunan

Ketua FKUB Sulawesi Tengah Prof Dr KH Zainal Abidin MAg menyampaikan sambutan dan arahan dalam dialog kerukunan antar majelis agama, di Palu, Kamis (29/9/2022). (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Palu (ANTARA) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah melibatkan para tokoh agama dan pimpinan rumah ibadah untuk membahas strategi peningkatan kualitas perdamaian dan kerukunan antarumat beragama di provinsi tersebut.

Ketua FKUB Sulteng Prof KH Zainal Abidin, di Palu, Kamis, mengemukakan tokoh - tokoh agama dari semua agama dan pimpinan rumah ibadah dilibatkan dalam dialog kerukunan, dalam rangka mencapai satu kesepakatan bersama mengenai upaya meningkatkan kualitas kerukunan di Sulteng.

"Dengan dialog akan terjadi interaksi, komunikasi dan saling kenal dan mengenal, dengan demikian akan muncul suatu kesepakatan bersama dari semua tokoh agama," ucap Prof Zainal Abidin.

Tokoh - tokoh agama dari semua agama dan pimpinan rumah ibadah meliputi Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Sulteng, Majelis Sinode GPID, Permabudhi, Pastor Kevikepapan Palu, perwakilan dari Agama Islam, Budha, Hindu, Katolik, Gereja Toraja, Gereja GPDI, Gereja GPID, Gereja GKST, Gereja Bala Keselamatan, dihadirkan oleh FKUB Sulteng lewat kegiatan dialog kerukunan antar majelis agama berlangsung di Palu, Kamis.

Zainal yang juga Rais Syuriyah PBNU mengatakan dialog kerukunan yang membahas tentang moderasi beragama menurut masing - masing agama penting dilakukan, untuk membangun satu interaksi positif antartokoh agama.

Ia mengutip pernyataan suatu pakar sosiolog yang mengatakan bahwa konflik antar agama bisa terjadi, disebabkan kurangnya ruang dialog antarpemeluk agama.

"Oleh karena itu hari ini kita berdialog, agar terbangun interaksi yang baik antarsesama agama," ujarnya.

Dengan terbangunnya interaksi antaragama, ujar dia, maka sesama akan berdampak pada saling kenal dan mengenal. Dengan demikian, antarpemeluk agama tidak akan saling curiga dan prasangka buruk, termasuk prasangka sosial.

"Kalau kita tidak didialogkan, maka kita semua akan tidak saling memahami, dan tidak saling kenal dan mengenal. Maka yang terjadi adalah, sesama kita akan selalu saling curiga dan berprasangka. Kalau ini yang terjadi, maka peningkatan kualitas toleransi, kerukunan antarumat beragama sulit dicapai," kata Prof Zainal yang juga Ketua MUI Palu.

Ia menegaskan dalam kehidupan sosial keagamaan tidak boleh ada paksaan. Ia menyebut yang sama tidak usah dibeda bedakan, yang beda tidak usah dipaksakan sama.

Ketua Panitia Dialog Agus Motoh mengatakan dialog kerukunan antarmajelis agama dilaksanakan dengan maksud agar terwujud sikap toleransi serta kerukunan di antara pemeluk agama dalam perbedaan.

"Dialog ini diharapkan bisa menjadi tolak ukur dalam mencapai keberhasilan praktek moderasi beragama dalam ragam pandangan dari masing - masing majelis agama menuju kerukunan yang harmonis," kata Agus.
FKUB Sulawesi Tengah melibatkan tokoh agama dan pimpinan rumah ibadah dalam dialog kerukunan antar majelis agama, di Palu, Kamis (29/9/2022). (ANTARA/Muhammad Hajiji)