Indonesia jadi pasar impor minyak kelapa sawit bagi India

id Kelapa sawit, minyak nabati, India, Indonesia, ekspor sawit, GAPKI, Eddy Martono, industri sawit

Indonesia jadi pasar impor minyak kelapa sawit bagi India

Executive Director SEA of India, B V Mehta berbicara di kegiatan Indonesia Palm Oil Conference and 2023 Price Outlook (IPOC) ke-19 di Bali, Jumat (3/11/2023). ANTARA/HO-GAPKI

Bali (ANTARA) -
Solvent Extractor’s Association of India atau SEA of India mengatakan Indonesia merupakan salah satu pasar pengimpor komoditas minyak kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan konsumsi negara mereka.


 


"Komoditas utama yang diimpor adalah minyak kelapa sawit, di mana 60 persen mayoritas diperoleh dari Indonesia, Malaysia dan sebagian dari Thailand," kata Executive Director SEA of India B V Mehta dalam acara Indonesia Palm Oil Conference and 2024 Price Outlook (IPOC) ke-19 di Bali, Jumat.


 


Menurut dia, ketergantungan terhadap impor minyak nabati di negaranya saat ini mencapai 65 persen dan ini cukup mengkhawatirkan, saat produksi minyak nabati meningkat perlahan, permintaan meningkat pesat menyebabkan terjadi peningkatan impor.


 


Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono mengatakan, peluang ini perlu dimanfaatkan pelaku industri sawit dalam negeri maupun pemerintah dalam meningkatkan devisa negara dari sektor kelapa sawit.


 


Kinerja industri kelapa sawit dalam negeri hingga Agustus 2023, produksi mencapai 36,3 juta ton dengan ekspor biodiesel dan oleochemical lebih dari 23,4 juta ton yang memberikan kontribusi sekitar 20,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap devisa negara .


 


Ia berharap, intervensi kebijakan pemerintah yang tepat dapat membantu meningkatkan pertumbuhan kegiatan industri kelapa sawit di tengah dinamika ekonomi dan pasar saat ini.


 


"Kami melihat adanya volatilitas harga minyak kelapa sawit dikombinasikan dengan produktivitas yang stagnan. Faktor-faktor tersebut mengindikasikan adanya ketidakpastian dalam perdagangan global, sehingga ketahanan bisnis perlu ditingkatkan," tuturnya.


 


Di sisi lain, Indonesia sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar mengalami stagnasi produksi beberapa tahun terakhir yang dipicu lambatnya penanaman kembali oleh petani.


 


Melalui kebijakan yang saat ini diterapkan pemerintah melalui program replanting atau peremajaan sawit, dapat menjadi atmosfer baru bagi sektor industri sawit dalam negeri, maupun untuk kebutuhan ekspor berkelanjutan.


 


"Minyak sawit tidak hanya diolah menjadi minyak goreng, saat ini pemerintah mengembangkan minyak kelapa sawit menjadi bahan bakar ramah lingkungan jenis biodiesel 35 persen atau B35 dengan capaian angka produksi 8,9 juta kilo liter hingga September 2023," papar Eddy.


 


Ia menambahkan selain India, Pakistan dan China juga menjadi pasar tetap ekspor terbesar minyak kelapa sawit Indonesia. Negara-negara yang menjadi konsumen produk kelapa sawit dalam negeri berharap Pemerintah Indonesia mempermudah ekspor komoditas tersebut.