Beijing (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping menghadiri Rapat Gabungan Luar Biasa secara virtual untuk membahas situasi di Gaza bersama para pemimpin anggota BRICS lain yaitu Brazil, Rusia, India dan Afrika Selatan.
Dalam rapat virtual itu, Presiden Xi Jinping mengatakan akar penyebab situasi Palestina-Israel adalah kenyataan bahwa hak rakyat Palestina untuk bernegara, hak untuk hidup, dan hak untuk kembali telah lama diabaikan sehingga pembentukan negara Palestina merdeka menjadi jalan keluarnya.
"Saya telah menekankan dalam banyak kesempatan bahwa satu-satunya cara yang layak untuk memutus siklus konflik Palestina-Israel terletak pada solusi dua negara, pemulihan hak-hak nasional Palestina yang sah, dan pembentukan negara Palestina yang merdeka," kata Presiden Xi dalam pernyataan tertulis yang diterima ANTARA di Beijing, Selasa malam.
Menurut Presiden Xi, tidak akan ada perdamaian dan keamanan yang berkelanjutan di Timur Tengah tanpa solusi yang adil terhadap permasalahan Palestina.
"China menyerukan diadakannya lebih awal konferensi perdamaian internasional untuk membangun konsensus internasional bagi perdamaian dan berupaya mencapai solusi awal atas masalah Palestina yang komprehensif, adil dan berkelanjutan," ungkap Presiden Xi.
Presiden Xi mengatakan sejak pecahnya konflik Palestina-Israel terbaru, China telah berupaya secara aktif untuk mendorong perundingan perdamaian dan gencatan senjata.
"China telah memberikan bantuan kemanusiaan untuk membantu meringankan penderitaan kemanusiaan di Gaza. Bantuan ini mencakup bantuan kemanusiaan darurat sebesar 2 juta dolar AS yang diberikan melalui Otorita Palestina dan badan-badan PBB, serta pasokan kemanusiaan darurat senilai 15 juta yuan, seperti makanan dan obat-obatan ke Jalur Gaza melalui Mesir," tambah Presiden Xi.
Sementara di Dewan Keamanan PBB, China telah bertindak dalam kapasitasnya sebagai presiden bergiril untuk memfasilitasi penerapan resolusi tersebut, yang menyerukan perpanjangan jeda dan koridor kemanusiaan, perlindungan warga sipil dan penyediaan bantuan kemanusiaan.
"Mekanisme kerja sama BRICS merupakan 'platform' penting bagi pasar negara berkembang dan negara berkembang untuk memperkuat solidaritas dan kerja sama serta menjaga kepentingan bersama," ungkap Presiden Xi.
China juga kembali mengulang tiga seruan yaitu mendesak pihak-pihak yang berkonflik untuk mencapai gencatan senjata dan menghentikan semua kekerasan terhadap warga sipil.
Kedua, menjaga agar koridor kemanusiaan tetap aman, bebas hambatan, dan lebih banyak bantuan kemanusiaan harus diberikan kepada penduduk di Gaza.
Ketiga, komunitas internasional harus bertindak dengan langkah-langkah praktis untuk mencegah konflik meluas dan membahayakan stabilitas di Timur Tengah secara keseluruhan.
Pada tahun ini, Afrika Selatan menjadi ketua BRICS dan pada periode selanjutnya adalah Rusia. Anggota baru BRICS yang keanggotaan penuhnya akan dimulai tahun depan, mencakup Arab Saudi, Argentina, Ethiopia, Iran dan Uni Emirat Arab, juga diundang untuk bergabung dalam pertemuan tersebut.
Berita Terkait
Presiden Xi Jinping akan kunjungi Prancis, Serbia dan Hongaria
Selasa, 30 April 2024 10:31 Wib
Rusia-China pecahkan rekor perdagangan sebesar Rp3,56 kuadriliun
Jumat, 9 Februari 2024 18:52 Wib
Dunia harus ambil tindakan konkret atas Myanmar
Minggu, 31 Desember 2023 13:25 Wib
Xi Jinping beri arahan politik luar negeri China sebagai negara besar
Jumat, 29 Desember 2023 7:12 Wib
Jubir: Petinggi EU sebut tidak ingin menutup diri dari China
Jumat, 8 Desember 2023 9:27 Wib
Presiden China dan Prancis tekankan solusi dua negara Palestina-Israel
Selasa, 21 November 2023 7:13 Wib
Presiden Xi Jinping minta AS serius tidak dukung "kemerdekaan Taiwan"
Kamis, 16 November 2023 10:15 Wib
Xi Jinping: Sanksi ekonomi sepihak sangat rugikan China
Kamis, 16 November 2023 10:13 Wib