Washington (antarasulteng.com) - Kepala Ekonom Dana Moneter Internasional
(IMF) Maurice Obstfeld mengatakan perbaikan ekonomi global yang sedang
terjadi harus didukung oleh sejumlah kebijakan agar pemulihan tidak
hanya berdampak jangka pendek.
"Pemulihan yang sedang terjadi ini memberikan tantangan bagi
pemangku kebijakan untuk bertindak," kata Obstfeld dalam menyampaikan
publikasi World Economic Outlook (WEO) terbaru di Washington DC, AS,
Selasa pagi.
Obstfeld mengatakan kebijakan yang harus dilakukan adalah dengan
secara konsisten melaksanakan reformasi struktural ketika fundamental
ekonomi dalam keadaan stabil.
"Negara-negara yang memiliki tingkat ekonomi baik, harus memulai
konsolidasi fiskal secara bertahap untuk mengurangi tingkat utang dan
menyediakan bantalan sebagai antisipasi terhadap krisis," ujarnya.
Ia menambahkan penyediaan sarana infrastruktur dan belanja untuk
kebutuhan pendidikan sangat penting karena bisa membantu dalam memenuhi
kebutuhan global.
Selain itu, Obstfelt memastikan investasi terhadap sumber daya
manusia harus ikut diupayakan terutama terhadap generasi muda karena
bisa mendukung peningkatan produktivitas.
"Investasi dalam sumber daya manusia bisa memberikan peningkatan
terhadap upah pekerja, namun pemerintah juga harus memperbaiki distorsi
yang bisa mengganggu daya tawar para pekerja," ujarnya.
Kebijakan moneter yang memadai, tambah dia, bisa ikut memberikan
peran utama yang didukung oleh komunikasi yang baik dari bank sentral
serta waktu yang tepat dalam melaksanakan normalisasi kebijakan moneter.
"Pelaksanaan yang tepat bisa mencegah terjadinya turbulensi dalam
pasar finansial dan pengetatan sistem keuangan secara tiba-tiba, yang
bisa mengganggu pemulihan dan berdampak ke negara berkembang," jelas
Obstfeld.
Secara keseluruhan, sejumlah persoalan global sangat membutuhkan
kerjasama multilateral untuk memperkuat sistem perdagangan global,
memperbaiki kualitas regulasi keuangan, meningkatkan peran sistem
jaminan keuangan global, mengatasi penghindaran pajak internasional dan
memerangi penyakit menular.
"Tidak kalah pentingnya, persoalan efek rumah kaca dan emisi gas
harus ditangani sebelum permasalahan ini meluas dan upaya untuk membantu
negara-negara miskin dalam mengatasi perubahan iklim," kata Obstfeld.
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan ekonomi
global pada 2017 tumbuh 3,6 persen dan pada 2018 tumbuh 3,7 persen yang
didukung oleh membaiknya kondisi perekonomian di berbagai kawasan.(skd)
Berita Terkait
Sri Mulyani: Ekonomi RI resilien di tengah gejolak perekonomian global
Jumat, 23 Februari 2024 9:54 Wib
IMF proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia 2024 sebesar 3,1 persen
Rabu, 31 Januari 2024 9:07 Wib
China percaya diri dapat ungkit perekonomian dunia
Jumat, 22 Desember 2023 9:27 Wib
IMF proyeksikan China tumbuh 5,2 persen, "kontributor utama" global
Rabu, 12 April 2023 7:50 Wib
Negara Tiongkok dan India akan sumbang 50 persen pertumbuhan global tahun 2023
Selasa, 31 Januari 2023 12:47 Wib
Kemenkeu: Proyeksi ekonomi RI kuat di tengah moderasi global
Rabu, 26 Januari 2022 16:03 Wib
Menkeu optimistis ekonomi akhir 2021 bisa tumbuh 4 persen
Rabu, 27 Oktober 2021 16:15 Wib
Festival topeng internasional berlangsung di Solo usung kebinekaan
Kamis, 10 Juni 2021 21:10 Wib