Pemerintah AS tutup karena Republik dan Demokrat tak akur

id trump

Pemerintah AS tutup karena Republik dan Demokrat tak akur

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (reuters)

Jakarta (Antaranews Sulteng) - Pemerintah Amerika Serikat masih tetap tutup sampai hari ini setelah baik Republik maupun Demokrat sama-sama enggan mengatasi kebuntuan yang mendominasi genap satu tahun pemerintahan Presiden Donald Trump.


Republik dan Demokrat saling sandera dalam penutupan layanan pemerintah ini dan berbalas tuduhan mengenai siapa yang tak berniat baik untuk berunding, bahkan ketika sebuah kelompok bipartisan setuju untuk menyatakan kesepakatan kepada para pemimpin partai akhir pekan ini.


Jumat tengah malam lalu pemerintah terpaksa tutup untuk pertama kali sejak 2013 setelah Partai Republik tidak mendapatkan suara yang cukup untuk meloloskan anggaran jangka pendek karena perdebatan soal imigrasi.


Penutupan layanan pemerintah ini telah merusak rencana Republik merayakan satu tahun pemerintahan Trump. Trump sendiri terpaksa tak menghadiri sebuah pesta di Mar-a-Lago, Sabtu kemarin, rencananya menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Davos pekan depan pun batal.


Baca juga: Pemerintah AS tutup, apa sih maksudnya dan apa penyebabnya?


Pemimpin mayoritas Senat, Mitch McConnell dari Partai Republik, mengkritik Chuck Schumer, petinggi Demokrat di Senat, karena menjadi penyebab penutupan layanan pemerintah.


Jumat minggu ini Senat kekurangan 10 suara untuk meloloskan RUU pendanaan empat pekan yang diajukan kubu Republik di Kongres. Setelah lima politisi Demokrat dan lima Republik pindah haluan, kini mustahil mendapatkan 60 suara untuk menghentikan debat mengenai hal ini dan menggelar pemungutan suara final.


Penutupan layanan pemerintah ini adalah yang keempat dalam 25 tahun terakhir, dan yang pertama terjadi ketika satu partai, dalam konteks ini Partai Republik, meguasai baik legislatif maupun eksekutif.


Kebanyakan wakil rakyat dari Demokrat menolak mendukung RUU ini karena tak ada kaitannya dengan perlindungan “Dreamers”, yakni 800.000 orang yang masuk ke AS semasa masih kecil, yang sekarang menghadapi ancaman dideportasi Trump.