Nenek Perawan Pengusir Hantu Hutan Sepilok

id Livonis, Nenek, Malaysia, Hutan

Nenek Perawan Pengusir Hantu Hutan Sepilok

Livonis (tengah, memegang bunga hijau) saat melakukan ritual momokis di hutan Sepilok, Sandakan, Malaysia, baru-baru ini. (FOTOANTARA/Riski Maruto/12)

Kadang Livonis juga sering disebut Tarzan karena waktunya dihabiskan di hutan. Dia sering berbicara kepada ayam dan bebek,".
Namanya Niubin Livonis Tulus. Perempuan berumur 77 tahun ini adalah warga Penampang yang berada di negara bagian Sabah, Malaysia.

Sejak berumur empat tahun, perempuan yang memiliki tinggi sekitar 150 cm ini dipercaya warga sekitar memiliki kemampuan untuk mengusir roh jahat yang berada di hutan yang berada di ujung pulau Kalimantan ini.

Kemampuannya diperoleh secara turun temurun oleh orangtua dan nenek moyangnya.

Pada saat acara pertemuan membahas energi terbarukan di Sandakan, Malaysia, akhir Oktober 2012, Livonis dipercaya untuk mengusir roh jahat yang dianggap berada di hutan hujan Sepilok yang memiliki luas 4.400 hektare.

Hutan hujan Sepilok ini berada di pantai timur Sabah, sekitar 24 kilometer dari Kota Sandakan.

Livonis didampingi dua kemenakannya, mengucapkan mantra-mantra yang hanya dimengerti olehnya sendiri di atas jembatan besi sepanjang 340 meter yang membentang di atas hutan.

Hutan Sepilok saat ini menjadi kawasan cagar alam yang digunakan untuk penelitian, pendidikan, dan wisata. Hutan tersebut dibiarkan alami.

Di hutan hujan tersebut terdapat sekitar 217 spesies burung, 70 jenis mamalia, dan sekitar 400 jenis pohon.

Seratusan pengunjung larut dalam ritual "momokis" sambil memperhatikan langkah Livonis. Ritual bertujuan memberkati pepohonan besar agar tetap bertahan hidup dan menjadi bagian dari alam.

Livonis yang berpakaian serba hitam mirip kebaya itu memercikkan air dari seikat ranting pohon yang masih ada daun dan bunga kepada semua pengunjung yang hadir.

Ranting itu berasal dari tujuh jenis pohon berbeda yang dibawa khusus dari kediamannya.

Percikan air itu juga bertujuan untuk mensucikan pikiran manusia dari upaya merusak hutan yang saat ini luasnya kian menyusut.

Kemudian, setiap orang disuruh mengambil daun dan bunga kering untuk selanjutnya ditaburkan ke bawah jembatan.

Daun kering itu diharapkan bisa mejadi pupuk alamiah untuk pepohonan yang ada di hutan Sepilok.

Livonis yang kurang lancar berbicara bahasa Melayu menuturkan, dirinya sejak kecil belajar menghapal mantra dan doa-doa ritual "momokis".

Berbagai macam doa ritual itu harus dihapal secara langsung dari petuturnya sehingga mudah diserap arti maupun maknanya.

Lesly, kemenakan Livonis, mengaku pernah merekam doa dan mantra untuk dihapal di rumah, namun begitu akan diputar hasil rekaman tersebut ternyata tidak ada bunyinya alias kosong.

"Saya yakin telah merekamnya dengan benar. Ini aneh," kata Lesly yang telah beberapa kali mencoba merekamnya.

Livonis juga dikenal oleh warga setempat sebagai orang pintar yan kerap dipanggil petani agar mendoakan hasil panen bisa memuaskan.



Tidak menikah

Livonis mengaku lebih suka hidup sendiri tanpa suami hingga akhir hayatnya, dan hanya mengabdi kepada alam.

Menurutnya hidup sendiri tanpa suami adalah pilihan yang tidak bisa dipengaruhi oleh orang lain.

Perempuan yang memiliki enam saudara kandung ini enggan menjelaskan lebih lanjut alasannya untuk tidak menikah, apakah pernah sakit hati kepada lelaki atau memang salah satu syarat agar kemampuannya tidak hilang. Kita tak pernah tahu.

Lantas, siapa penerus Livonis untuk mejadi penjaga hutan jika kelak ia meninggal dunia.

Saat ini Livonis hidup di Kota Penampang bersama beberapa keponakannya.

Dia juga jarang berkomunikasi dengan masyarakat sekitar. Livonis hidup bersama suku Kadazan yang berada di sekitar hutan di Penampang.

Lesly mengatakan, sebagian besar waktu Livonis dihabiskan di hutan untuk berkomunikasi dengan penghuninya, seperti pepohonan dan hewan-hewan.

"Kadang Livonis juga sering disebut Tarzan karena waktunya dihabiskan di hutan. Dia sering berbicara kepada ayam dan bebek," ujar Lesly.

Livonis berharap, salah satu keponakannya bisa mewarisi ilmunya untuk menjaga dan merawat hutan.

Saat ini luas hutan terus menyusut seiring bertambahnya jumlah penduduk. Areal hutan banyak dgunduli untuk dijadikan permukiman atau kawasan industri.

Livonis mengaku sedih jika hal itu terus dilakukan karena makhluk hidup yang ada di hutan akan terancam kehilangan tempat tinggal.

Olehnya, dia berpesan kepada siapa saja untuk tetap menjaga hutan agar kelestarian alam tetap terjaga.

Mengusir hantu di hutan mungkin sebenarnya hanya istilah saja bagi Livonis. Hantu diibaratkan manusia serakah yang sengaja mengambil keuntungan pribadi dengan cara mengunduli hutan.

Manusia serakah itu tidak memikirkan kelangsungan generasi manusia selanjutnya.

Semangat nenek Livonis terlihat masih tinggi untuk menjaga hutan meski fisiknya telah menurun.

Untuk menjaga hutan tetap perawan agaknya sebuah tantangan berat. Meski banyak hutan sudah tidak perawan lagi, Livonis tetap akan menjaga hutan hingga akhir hayatnya sebagai seorang perawan.