Menkeu: program UMI untuk pedagang tidak terjakau KUR

id menkeu,sri mulyani

Menkeu: program UMI untuk pedagang tidak terjakau KUR

Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) berbincang dengan pedagang saat mengunjungi Pasar Telukan di Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (26/5). Kunjungan tersebut untuk berdialog dengan pedagang pasar tradisional terkait penerapan program bantuan pembiayaan yang dianggarkan pemerintah bagi para pelaku usaha kecil atau pembiayaan ultra mikro (UMi). (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/kye/18.)

Sukoharjo, (Antaranews Sulteng) - Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengenalkan program Ultra Mikro (UMI) kepada pedagang di Pasar Telukan, Kabupaten Sukoharjo.

"Program UMI ditujukan bagi pedagang atau pengusaha yang tidak terjangkau kredit usaha rakyat (KUR)," katanya di sela kunjungan tersebut di Sukoharjo, Sabtu.

Kredit UMI disalurkan melalui beberapa lembaga keuangan, di antaranya Pegadaian, Permodalan Nasional Madani (PNM), dan Bahana Artha Ventura.

Menurut dia, mengingat plafonnya yang cukup rendah, syarat pengajuan pinjamannya tidak serumit syarat pengajuan KUR. 
"Kalau KUR 'kan pinjamannya di atas Rp50 juta, sedangkan ini (UMI, red.) untuk pedagang yang hanya pinjam Rp1 juta, Rp2 juta, hingga Rp5 juta. Dengan adanya program ini, diharapkan kegiatan ekonomi masyarakat dapat terus bergulir," katanya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah (PIP) yang bertindak sebagai pengelola kredit UMI Djoko Hendrato mengatakan program yang dimulai sejak Agustus 2017 hanya melayani pinjaman maksimal Rp10 juta.

Ia mengatakan bahwa peluncuran produk UMI untuk memfasilitasi pelaku usaha kecil yang tidak terjangkau oleh program KUR.

"Saya berharap tadinya semua (pelaku usaha UMKM, red.) bisa dijangkau KUR, tetapi ternyata tidak. Ada 44.000.000 orang yang tidak dijangkau KUR. Itu target yang bisa dijangkau UMI," katanya.

Menurut dia, selama masa uji coba sejak pertengahan tahun lalu tersebut, Pemerintah menyediakan dana sebesar Rp1,5 miliar dengan target jangkauan 300.000 nasabah.

"PIP menghabiskan dana Rp800 miliar dengan jangkauan 305.000 nasabah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke," katanya.

Pada tahun ini, katanya lagi, Pemerintah menyiapkan Rp2,5 miliar dengan target jangkauan 800.000 nasabah.

Ia berharap target tersebut dapat terpenuhi mengingat saat ini nilai serapan sudah mencapai Rp1,2 miliar dengan 400.000 nasabah.