BNN amankan 10 kilogram sabu-sabu asal Malaysia

id sabu

BNN amankan 10 kilogram sabu-sabu asal Malaysia

Dokumentasi, Badan Narkotika Nasional (BNN) mengamankan 10 kilogram sabu asal Malaysia di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Dokumen BNN. (Foto Antara/dok)

Tiga pelaku tindak pidana narkotika tersebut ditangkap, yaitu bernama Budi, Yusup, dan Gunawan
Jakarta, (Antaranews Sulteng) - Badan Narkotika Nasional (BNN) mengamankan 10 kilogram sabu-sabu asal Malaysia di Jalan Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar) pada Minggu (19/8).

"Tiga pelaku tindak pidana narkotika tersebut ditangkap, yaitu bernama Budi, Yusup, dan Gunawan," kata Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari, dalam pesan singkatnya saat dihubungi, di Jakarta, Senin.

Narkotika jenis sabu-sabu kristal tersebut diselundupkan dari Kuching, Malaysia melalui perbatasan tidak resmi atau "jalur tikus" Entikong dengan memanfaatkan minim pengawasan di perbatasan. 
Selain barang bukti sebanyak 10 kilogram sabu-sabu, disita juga tiga unit telepon genggam, dua unit kendaraan roda dua, dan kartu identitas para pelaku.

"Penangkapan tersebut berdasarkan informasi dari masyarakat dan analisa tim intelijen akan adanya penyelundupan sabu-sabu dari Malaysia melalui perbatasan tidak resmi," kata Arman.

Selanjutnya petugas BNN Pusat gabungan dengan BNNP Kalbar dan petugas Bea Cukai Kalbar melakukan penyelidikan di wilayah Entikong.

"Pada hari Minggu sekitar pukul 11.00 WIB tepatnya di Jalan Trans Kalimantan Kabupaten Kubu Raya, melintas Gunawan dan Budi yang berboncengan dengan Yusup beriringan menggunakan sepeda motor," katanya lagi.

Selanjutnya petugas melakukan penangkapan, namun pada saat dilakukan penangkapan Gunawan berhasil melarikan diri, sehingga petugas melakukan pengejaran dan tertangkap di sebuah rumah di Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat.

Saat dilakukan penggeledahan, ditemukan 10 kilogram sabu-sabu. 
Selama bulan Agustus telah beberapa kali dilakukan penangkapan terhadap pelaku kejahatan, antara lain di Medan, Riau, Aceh, Palembang, dan terakhir di Kalbar yang melibatkan ibu-ibu rumah tangga dan remaja.

Pada umumnya alasan mereka adalah kesulitan ekonomi dan tidak adanya pekerjaan.  
"Dengan marak kejadian serupa memerlukan perhatian dan upaya yang lebih keras oleh semua instansi dan pejabat negara.  Untuk berupaya membangun jiwa dan membangun badan, bekerja keras tidak untuk pencitraan, agar generasi Indonesia bebas dan bersih dari narkoba," kata Arman pula