Petani kembali olah sawah di Parigi Moutong

id petani

Petani kembali olah sawah di Parigi Moutong

Arsip Foto, Seorang petani membajak lahan menggunakan sapi untuk persiapan tanaman palawija di Kabupaten Sigi, Kamis (16/11). Meskipun penggunaan traktor untuk pengolahan tanah semakin mendominasi, namun sebagian petani di daerah tersebut memilih menggunakan tenaga hewan untuk membajak lahannya karena dinilai lebih hemat dibanding menggunakan mesin. (ANTARASulteng/Mohamad Hamzah).

Meski diguncang gempa, kondisi pertanian sudah membaik dan para petani mulai turun ke sawah
Palu,  (Antaranews Sulteng) - Sejumlah petani di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, mulai beraktivitas kembali mengolah lahan pertanian sawah pascagempa mengguncang Kota Palu, Donggala, dan Sigi.

"Meski diguncang gempa, kondisi pertanian sudah membaik dan para petani mulai turun ke sawah," ungkap Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Parigi Moutong Nelson Metubun yang dihubungi dari Palu, Rabu.

Parigi Moutong menjadi salah satu kabupaten yang dekat dengan Kota Palu, Sigi, dan Donggala. Kabupaten tersebut turut serta merasakan guncangan gempa 7,4 Skala Richter pada Jumat 28 September 2018.

Akibatnya ratusan bangunan termasuk rumah-rumah warga roboh hingga menimbulkan korban jiwa.

Dua hari pascagempa kata Nelson, ia bersama Bupati Kabupaten Parigi Moutong Syamsurizal Tombolotutu dan sejumlah pejabat di jajaran Pemkab Parigi Moutong meninjau sejumlah wilayah di antaranya Dusun Masari dan Toini Desa Nambaru yang merupakan salah satu wilayah terparah.

Ia menyebut, di Desa Nambaru mayoritas warganya adalah petani yang juga sebagai salah satu sentra beras, meski terdampak cukup parah namun kegiatan pertanian masih tetap berjalan seperti sedia kala.

"Mereka juga korban, meski begitu mereka tetap melakukan rutinitasnya sebagai seorang petani," tambahnya.

Kabupaten itu merupakan salah satu daerah yang sedang berkembang dari sektor pertanian, di mana Parigi Moutong memiliki dua komoditas ?unggulan yakni padi dan jagung sebagai penyangga ketahanan pangan Sulteng.

Sementara di sektor kelautan dan perikanan, kabupaten tersebut juga sangat potensial.

"Saat ini sudah memasuki musim tanam padi sehingga para petani mulai mengolah sawah mereka dan mempersiapkan benih," ujarnya.

Ia mengatakan kelompok tani di daerah itu ikut membantu meringankan beban korban gempa di wilayah Parigi Moutong bekerja sama dengan masing-masing Unit Pelaksana Teknis (UPT). 

Bantuan pangan disalurkan berupa beras sebanyak satu ton lebih dan uang tunai Rp1.000.000.