Tim SAR evakuasi tujuh jenazah lagi di Petobo

id Tim SAR,jenazah,petobo,evakuasi

Tim SAR evakuasi tujuh jenazah lagi di Petobo

Anggota Tim SAR melakukan pencarian korban di lokasi terdampak gempa dan pencairan tanah (likuifaksi) di Kelurahan Petobo di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (11/10). (Antaranews Sulteng/Mohamad Hamzah)

Palu (Antaranews Sulteng)  - Tim SAR gabungan pada Jumat, kembali mengevakuasi tujuh jenazah di Kelurahan Petobo,  Kecamatan Palu Selatan, Sulawesi Tengah, yang merupakan korban gempa bumi dan likuifaksi pada 28 September 2018.

Kepala Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan Palu Basrano saat di hubungi di Palu, Jumat, mengatakan tim SAR gabungan terdiri atas 12 personel Basarnas Palu dan 21 potensi SAR melakukan operasi sejak pagi hingga sore pukul 15.00 Wita.

"Harusnya Kamis (18/10) kami melakukan pencarian,  namun karena ada kegiatan penyemprotan cairan desinfektan di lokasi likuifaksi, kegiatan itu tertunda. Hari ini kami turun dan menemukan tujuh jenazah lagi," katanya.

Dari tujuh jenazah yang dievakuasi, empat di antaranya telah diketahui  identitasnya  dan  keempat-nya adalah perempuan masing-masing Enceng (30 Tahun)  Adelia, (5 Tahun), Rika Wahyuni  (20 Tahun) dan Armia  (47 tahun). 

"Jasad yang sudah dimasukkan dalam kantong jenazah selanjutnya dibawa ke pekuburan massal di Kelurahan Poboya  menggunakan ambulance," tambahnya. 

Baca juga: Ibu korban gempa Petobo belum temukan anaknya
Baca juga: Korban gempa-lumpur Petobo tunggu informasi kepastian relokasi
Baca juga: Anak-anak pengungsi Petobo jalani pemulihan psikologis
Baca juga: Warga petobo mencari bekas rumah diantara reruntuhan


Basrano menyebut  hingga tiga pekan pascagempa,  tsunami dan likuifaksi yang memorak-porandakan Kota Palu,  Kabupaten Sigi dan Donggala, Basarnas Palu telah mengevakuasi sebanyak 942 korban,  di antaranya 86 orang selamat dan 856 meninggal.

Sementara Hajali Tenggo,  ayah kandung Rika Wahyuni, salah satu dari tujuh jenazah yang ditemukan Tim SAR gabungan itu menuturkan bahwa ia sempat putus asa karena saat operasi SAR berlangsung beberapa waktu lalu jasad anaknya belum bisa terevakuasi. 

Bahkan dua hari sebelum pencarian korban ditutup, tim SAR telah melakukan upaya evakuasi,  namun tidak membuahkan hasil. 

"Setelah 21 hari menunggu akhirnya jasad anak saya berhasil dievakuasi.  Saya berterima kasih kepada tim SAR karena sudah membantu kami secara maksimal," kata Hajali terharu.

Bencana alam yang melanda Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Moutong pada 28 September 2018 ini menyebabkan 2.104 orang meninggal dunia, 5.000-an orang hilang, 4.600 luka-luka, 149.000 orang mengungsi baik di sekitar lokasi bencana maupun ke berbagai kabupaten/kota di Sulteng dan Indonesia.

Sedangkan bangunan dan rumah yang rusak mencapai 67.310 buah, belum termasuk gedung-gedung sekolah yang hancur sebanyak 2.736 unit.
 
Bendera merah-putih dipasang warga di lokasi terdampak pergerakan atau pencairan tanah (likuifaksi) di Petobo Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (10/10). (Antaranews Sulteng/Yusran Uccang)