Kapolda: perselisihan antaretnis di Morowali selesai, tidak ada tersangka (vidio)

id Kapolda,morowali,sulteng

Kapolda: perselisihan antaretnis di Morowali selesai, tidak ada tersangka (vidio)

Kapolda Sulteng Brigjen Pol Ermy Widiyatno didamping Wakapolda Kombes Setyo Budi memberikan penjelasan soal penanganan konflik antarsuku di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali usai memimpin upacara sertijab 7 pejabat utama Polda di Palu, Jumat (2/11) (Antaranews Sulteng/Rolex Malaha)

Kapolda: Masyarakat Bahodopi sudah berdamai, tidak ada api dalam sekam.
Palu (Antaranews Sulteng) - Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Ermy Widiyatno mengatakan bahwa perselisihan antara dua kelompok masyarakat berbeda suku di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, sudah diselesaikan dengan baik.

"Saya ada di sana selama tiga hari. Kedua kelompok sudah berdamai dan kehidupan sosial masyarakat, perekonomian dan kegiatan perusahaan tambang sudah berjalan normal," katanya kepada wartawan usai memimpin upacara serah terima jabatan tujuh pejabat utama Polda Sulteng di Palu, Jumat.

Kapolda enggan menjelaskan secara rinci penyebab timbulnya perselisihan yang melibatkan ratusan warga dari dua suku berbeda itu, kecuali menyebutkan bahwa sebenarnya itu hal sepele yang berawal dari saling tegur namun muncul ketersinggungan.

Keterangan yang dikumpulkan Antara menyebutkan perselisihan itu sempat menimbulkan tindakan saling serang pada Sabtu (27/10) yang menyebabkan beberapa orang luka-luka dan membuat ribuan warga mengungsi ke luar Bahodopi.

Ratusan warga setempat memblokir jalan trans Sulawesi pada Minggu (28/10) sebelum Kapolda Sulteng datang ke tempat itu. Pemblokiran ini mengakibatkan aktivitas ekonomi dan transportasi antarpovinsi tidak bisa berjalan, ribuan karyawan yang hendak pergi atau pulang bekerja di kawan industri pertambangan, tidak bisa melintas.

"Tetapi sekarang semua sudah damai. Masyarakat yang mengungsi semua sudah kembali ke rumah masing-masing dan aktivitas ekonomi dan sosial sudah kembali seperti semula. Hanya memang kami masih menyiagakan dua kompi Brimob dan dua peleton polisi dari polres tetangga," ujar Kapolda.

Kedua kubu berseteru sudah membuat perjanjian damai yang disaksikan oleh Kapolda Sulteng, Wakil Bupati Morowali, Forkompimda Morowali, Camat Bahodopi dan para kepala desa serta tokoh-tokoh masyarakat, agama dan pemuda di daerah itu.
 
Kapolda Sulteng Brigjen Pol Ermy Widiyatno (tengah) bersalaman usai pertemuan perdamaian antara kedua kelompok berseteru di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Senin (29/10) (Antaranews Sulteng/Globalnews)

Baca juga: Kapolda Sulteng: situasi Morowali kondusif

Ditanya apakah ada tersangka pelaku kriminal dalam bentrokan berbau SARA tersebut, Kapolda yang didampingi Wakapolda Kombes Pol Setyo Budi Moempoeni Harso dan Kabid Humas AKBP Heri Murwono mengatakan 'belum ada tersangka'.

"Masih sedang diselidiki," ujarnya dan menegaskan bahwa perdamaian kedua belah pihak yang bertikai di Bahodopi tidak menyimpan api dalam sekam.

Namun untuk memelihara perdamaian dan stabilitas di Morowali, khususnya di daerah industri pertambangan nikel Bahodopi, Kapolda telah meminta forum komunikasi pimpinan daerah untuk secara intens melakukan pertemuan dengan para tokoh masyarakat, agama dan pemuda lewat acara-acara yang digagas secara kreatif namun penuh kekeluargaan. 

Tujuh pejabat sekaligus

Sebelumnya Kapolda sulteng memimpin sertijab tujuh pejabat utama Polda Sulteng yakni Karo Operasional dari Kombes Pol Almas Widodo Kolopaking kepada Kombes Pol Imam Wahyudi. 

Direktur Binmas dari Kombes Pol Yusuf Hondawantri Naibaho kepada Kombes Pol Zuhdi Baharuddin. Direktur Intelkam dari Kombes Pol Bambang Sudarmadji kepada Kombes Pol Moh. Ridwan.

Direktur Polairud Polda Sulteng dari Kombes Pol Tony Ariadi kepada AKBP Indra Ratana, Kasat Brimobda Sulteng dri Kombes Pol Guruh Arief Darmawan kepada AKBP Susnadi, Kapolda Tolitoli dari AKBP Iqbal Alqudusy kepada AKBP Hendro Purwoko dan Kapolres Parigi Moutong dari AKBP Siradjuddin kepada AKBP Zulham Effendy Lubis.

Ketika ditanya soal banyaknya pejabat Polda Sulteng yang dimutasi dalam satu saat tertentu, Kapolda mengatakan "itu hal biasa, tidak ada masalah, memang ini sudah lama dipersiapkan. Mungkin sebentar lagi saya, atau Waka, jadi ini hal yang sangat biasa untuk penyegaran, peningkatan kinerja organisasi dan karier personel."