Warga masih padati Kantor Dinas Dukcapil Kota Palu

id palu,dukcapil,petobo

Warga masih padati Kantor Dinas Dukcapil Kota Palu

Salah seorang warga sedang mencari KTP-elektronik miliknya yang dipajang di atas meja oleh petugas Dinas Dukcapil Kota Palu untuk mempermudah distribusi, Selasa (30/10). (Antaranews Sulteng/Moh Ridwan)

Palu (Antaranews Sulteng) - Warga Kota Palu, Sulawesi Tengah, hingga kini masih memadati Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk mengurus berbagai dokumen kependudukan yang hilang akibat gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang terjadi pada 28 September 2018.

Sudah beberapa hari ini, Rama, seorang warga, mengurus dokumen kependudukan di Kantor Dukcapil Kota Palu.

Rama, salah seorang warga yang tinggal di Petobo, lokasi likuifaksi, mengatakan bahwa semua surat-surat penting lenyap terkubur lumpur saat bencana alam tersebut memporak-porandakan permukiman padat penduduk di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan.

"Tidak ada ada yang terisa, semua harta benda kami habis," kata dia sambil meneteskan airmata tidak kuasa menahan kesediannya.

Kota Palu sering diguncang gempabumi , tetapi gempa kali ini sungguh dasyat bagaikan 'kiamat kecil', tuturnya.

Dia mengaku meski harta benda habis diterjang gempa bumi, tetapi lelaki asal Kabupaten Morowali Utara (Morut) yang juga tenaga guru honor di salah satu sekolkah dasar (SD) di Petobo itu bersama istrinya bisa selamat dari kepungan lumpur.

Bahkan, ketika mereka lari, sempat menyelmatkan tiga orang anak, yang ternyata anak-anak itu adalah siswanya .

"Saya merasa bersyukur dan berterimna kasih kepada Tuhan, karena bisa menyelamatkan tiga jiwa saat lumpur menggulung dan menguburkan rumah dinas sekolah yang selama bertahun-tahun kami tinggali," ujarnya.

Rama dan istrinya (Nona) selama ini bekerja sebagai guru di SD Petobo. Rumah dinas bersama isinya dan juga gedung sekolah musnah diterjang gempabumi dan likuifaksi.

Kini, kata Rama, mereka tinggal di lokasi pengungsian , meski dengan kondisi yang cukup memprihatinkan karena bila hujan airnya masuk dalam tenda, sebab hanya tenda terpal.

Petobo salah satu lokasi permukiman penduduk yang masuk wilayah likuifaksi sehingga tidak mungkin lagi dibangun rumah-rumah dan bangunan lainnya.

Pemerintah Kota Palu sudah menyiapkan lokasio permukiman baru bagi penduduk petobo.

Jumlah penduduk Petoba sekitar 13.000 jiwa dan semuanya telah mengungsi ke berbagai lokasi pengungsian yang ada di sekitarnya.

Hal senada juga disampaikan Rinse, seorang warga yang tinggal di Pantai Talise. Ia juga mengatakan terpaksa mengurus KTP dan dokumen kependudukan lainya, karena hilang diterjang tsunami.

Tempat tinggalnya berserta dengan seluruh isi rumah habis diterjang tsunami pada 28 September 2018.