Keluarga Anthonius apresiasi Pemerintah Indonesia

id Anthonius Gunawan Agung

Keluarga Anthonius apresiasi Pemerintah Indonesia

Anggota TNI memegang foto Anthonius Gunawan Agung usai acara pemakaman di Taman Makam Pahlawan (TMP) Panaikang, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (11/11). Anthonius adalah petugas Air Traffic Controller (ATC) AirNav bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu yang gugur ketika menara pengawas rubuh namun masih tetap memberikan izin terbang pesawat Batik Air saat terjadi gempa di Palu, Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 lalu. (ANTARA FOTO/Darwin Fatir/nz.)

Kami sekeluarga tentu bersedih sekaligus berbangga putra kami diberikan tidak hanya penghargaan tapi diperlakukan seperti layaknya pahlawan yang gugur dalam melaksanakan tugas

Makassar,  (Antaranews Sulteng) - Keluarga almarhum Anthonius Gunawan Agung menyatakan sangat berterima kasih dan memberikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia yang memberikan kesempatan jenazahnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Panaikang, Makassar, Sulawesi Selatan. 

"Kami sekeluarga tentu bersedih sekaligus berbangga putra kami diberikan tidak hanya penghargaan tapi diperlakukan seperti layaknya pahlawan yang gugur dalam melaksanakan tugas," ujar ayah Anthonius, Johanes Tola di TMP Panaikang, Makassar, Minggu. 

Menurut dia, perhatian pemerintah sangat besar kepada anaknya, karena dianggap sebagai sosok yang mampu bertanggungjawab saat menjalankan tugas hingga berhasil menyelamatkan ratusan orang, kendati nyawanya menjadi taruhan saat terjadi gempa di Palu, Sulawesi Tengah.

Selain itu, pemakaman jenazah anaknya di TMP Panaikang adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi keluarga. Sosok Anthonius akrab disapa Agung kata dia, penyabar dan mudah bergaul kepada siapa saja dan mendengarkan orang tua. 

"Sekali lagi kami mengucapkan banyak terima kasih dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pemerintah dan semua pihak yang membantu pelaksaan pemakaman anak kami ini," tambahnya. 

Jenazah Anthonius Gunawan Agung sebelumnya disemayamkan beberapa hari sembari menunggu instruksi pemerintah untuk dimakamkan secara layak di Taman Makan Pahlawan karena dedikasi serta keberaniannya mengambil keputusan menyelamatkan orang lain. 

Almarhum yang berusia 21 tahun ini merupakan pegawai Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia. 

Pria kelahiran Abepura 24 Oktober 1996 ini gugur saat melaksanakan tugas memberikan izin terbang pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID6231 disaat bersamaan gempa berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat, 28 September 2018.

Kala itu almarhum sempat menunggu pesawat Batik Air hingga pada ketinggian terbang sempurna. Disaat bersamaan detik-detik getaran gempa sudah mulai kuat, setelah posisi terbang pesawat stabil, dirinya memutuskan lompat dari menara tower di lantai empat, namun naas kakinya patah saat berada di tanah. 

Agung sempat bertahan sehari, karena luka yang dialaminya cukup parah dan luka dalam, sehari setelahnya pada 29 September nyawanya tidak bisa diselamatkan, meski rencana akan dikirim ke rumah sakit besar menggunakan helikopter tapi terkendala bandara yang lumpuh total. 

Anthonius Gunawan Agung diberikan penghargaan tertinggi yakni Adikarya Dirgantara Pralabda dari Menteri Perhubungan serta mendapatkan penghormatan dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, agar dimakamkan di TMP melalui Surat Menteri Sekretaris Negara Nomor: B.882/M.Sesneg/Setmilpres/GT.00/10/2018.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi usai memimpin pemakaman tersebut kepada awak media mengatakan, almarhum memiliki tanggungjawab yang besar dalam menjalankan tugasnya dengan baik.   

"Saya menyampaikan duka cita yang mendalam sekaligus salut dan diberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada almarhum sehingga pemerintah memberikan Agung tempat untuk bisa dimakamkan di Taman Makam Pahlawan," ujarnya. 

Budi berharap pemakaman Anthonius di TMP akan menjadi simbol kepada lainnya bahwa yang paling utama adalah keselamatan dan tanggungjawab dalam menjalankan tugas. 

"Esesinya adalah pengorbanan yang luar biasa menyelamatkan ratusan manusia disaat kejadian detik-detik gempa bersamaan take off pesawat, sebab saat-saat kritis itu pada pesawat take off, ini bentuk kepahlawanan dan menjadi contoh bagi semua," katanya.